SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KARYA KEBANGGAAN -- Salah satu mobil Esemka produk SMKN 1 Trucuk yang berkolaborasi dengan sejumlah SMK lain di Indonesia dipamerkan di Klaten, Kamis (5/1/2012). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

SLEMAN—Keberhasilan salah satu SMK di Solo memproduksi mobil Esemka mendapat apresiasi dari sejumlah SMK di Kota Jogja. Namun beberapa SMK di DIY mengaku tak mau latah meniru memproduksi mobil.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Produksi [Esemka] ini bermula dari penunjukan pemerintah pusat. Solo dan Malang memang diminta mengembangkan industri otomotif.  DIY lain,” terang dia Kepala SMK N 2 Depok Aragani Mizan Zakaria, Kamis (5/1).

SMK di DIY saat ini tengah memproduksi barang elektronik dan pengembangan mesin. Adapun, SMK 2 Depok selama tiga tahun berturut-turut sejak 2009-2011 berhasil memproduksi laptop, PC dan LCD. Seluruh produk tersebut kini telah dipergunakan SMK di DIY.

Aragani mengatakan ke depan SMK N 2 Depok bersama Toyota akan bekerja sama mengadakan Teaching Factory. Dengan praktik di ‘kandang’ sendiri, kesempatan itu dapat semakin mengasah kemampuan siswa.

Ditanya mengenai kemungkinan SMK Pembangunan memproduksi mobil, Aragani merasa kesempatan itu selalu ada.  Namun, ia memilih untuk mengerjakan produk baru bersama SMK lain di DIY untuk saling melengkapi. Dengan kerja sama ini diharapkan barang yang diproduksi jadi berbeda dan mumpuni.

Selain itu, siswa sekolah yang memiliki nama lain SMK Pembangunan ini juga berhasil menciptakan The Box Cleaner of Emission atau kotak peminimalisir emisi bensin karya Muh Imam Muchtar Sidik dan Agustina Slamet. Karya itu kini sudah dilirik Honda. Sayangnya, kotak unik yang menjuarai Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) tingkat nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) belum dikembangkan.

Imam menuturkan memang pihak Honda tertarik pada karyanya ini dan berharap bisa diproduksi. Namun, tambah Imam, dirinya saat ini belum sempat mendesain ulang karyanya agar layak untuk dijual.

“Harapannya,  bisa kembangkan desainnya agar bisa menjalin kerja sama dengan pihak Honda,” ujar Imam saat dihubungai Harian Jogja, Kamis (5/1).

Kotak pemenang KIR LIPI ini,  hanya membutuhkan dana produksi Rp129.000 dan bisa digunakan selama satu tahun.
Bantul malah akan mengembangkan rekayasa enginering dari SMK yang dimiliki dengan menfokuskan pada perakitan kapal. “Tampaknya yang lebih layak perakitan kapal, mengingat potensi ikan di laut selatan belum banyak tergali. Saat ini, Bantul baru memiliki SMK di bidang pelayaran,” ujarnya saat dihubungi Harian Jogja, Kamis(4/1).

Sumiyati, Kepala SMK Piri 2 mengatakan sejauh ini penciptaan produk SMK Piri 2 masih terbatas  jurusan yaitu tata busana, sehingga produk berupa pakaian. Ke depannya sekolah akan meningkatkan kompetensi pengadaan komputer. Dengan hal tersebut, siswa dapat membuat kreativitas yang lebih bagus, sehingga mendorong pemasaran produk. (Harian Jogja/EDI/EVA/AMU/JON)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya