Solopos.com, JAKARTA — Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan perlindungan kepada seorang siswi berinisial AT, 15, yang diduga telah menjadi korban pelecehan seksual Raja Keraton Solo, Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi (baca: Apa Kabar Siswi SMK yang Diduga dihamilili PB XIII?).
Pasalnya dalam beberapa hari terakhir, korban kerap didatangi oleh sejumlah massa. Ada dugaan massa tersebut dibayar untuk mengintimidasi korban.
Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life
Namun menurut Ketua LPSK, Abdul Haris Semendawai, perlindungan baru akan diberikan jika korban membuat pernyataan tertulis yang menyatakan korban benar-benar membutuhkan perlindungan dari LPSK. “Karena informasinya masih belum lengkap untuk kita tindaklanjuti. Kita butuh kronologisnya,” tutur Abdul kepada Bisnis/JIBI di Jakarta, Jumat (8/8/2014) (baca: Kasus PB XIII Tak Dipetieskan, Tapi…).
Menurut Abdul, jika korban merasa kesulitan untuk membuat pernyataan secara tertulis, maka korban dapat meminta perlindungan kepada LPSK melalui saluran telepon. Tujuannya agar LPSK dapat langsung memberikan perlindungan dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.
“Kalau memang sulit mengajukan secara tertulis, bisa melalui telepon. Biar LPSK dapat mengumpulkan datanya,” kata Abdul.
Kendati demikian, pihak LPSK mengatahui adanya kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan PB XIII kepada siswi yang masih berada di bawah umur. “Kita sudah tahu melalui media,” tukasnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, PB XIII dilaporkan ke Polres Sukoharjo dengan tuduhan telah menghamili siswi SMK swasta di Kartasura. Pada Rabu (23/7/2014), Polres melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap korban tindakan asusila yang masih berusia 14 tahun itu di Mapolres Sukoharjo.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
