SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bangkok–Kondisi politik dan keamanan di Thailand semakin tidak menentu. Hal ini menyusul ditetapkannya kondisi gawat darurat di negara Gajah Putih itu.

Aksi demonstran Pro-Thaksin yang menyerbu dan menduduki Gedung Parlemen telah membuat kegiatan pemerintahan terganggu. Bahkan petinggi negara Thailand pun terpaksa dievakuasi meninggalkan Bangkok dengan menggunakan helikopter.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Massa Pro-Thaksin menolak meninggalkan kawasan Gedung Parlemen sebelum Perdana Menteri Bangkok, Abhisit Vejjajiva turun dari posisinya. Pimpinan demonstran meminta pengikutnya di daerah juga merapatkan barisan.

“Kami akan menyatakan perang,” kata ketua pimpinan The Reds (massa pro Thaksin) Arisman Pongruangrong seperti yang dilansir Reuters, Rabu (7/4).

“Tidak ada lagi negosiasi,” lanjutnya.

Status darurat ini menimbulkan larangan bagi masyarakat yang beraktivitas untuk sementara. Abhisit juga telah menyiapkan polisi militer untuk mengamankan kondisi ini.

“Tapi kita tidak akan menggunakan kekuatan. Tidak ada kekerasan” ujar Abhisit.

“Tujuan pemerintah adalah untuk membantu mengembalikan situasi yang lebih aman, untuk menjaga kesucian hukum,” katanya dalam sebuah pernyataan di televisi lokal sejam setelah pengepungan di gedung parlemen Thailand.

dtc/ewt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya