SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat perempuan korban pembunuhan. (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com JAKARTA – Seorang siswi SMP di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, S, bernasib tragis setelah diduga dibunuh pacarnya, AJ, 17, karena remaja pria tersebut takut sang kekasih hamil.

Seusai menghilangkan nyawa korban, pelaku mengubur mayat korban di dapur sebuah rumah di Nagari (Desa) Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Sosiolog dari Universitas Negeri Padang (UNP), Erianjoni mengingatkan para orang tua agar kasus tragis tersebut menjadi peringatan keras untuk lebih memberi perhatian kepada pergaulan anak.

Erianjoni menduga motif pembunuhan akibat minimnya pengetahuan pelaku tentang kesehatan reproduksi.

“Saya melihatnya pengetahuan dia (pelaku) tentang seks ini sangat minim,” kata Erianjoni di Padang, Senin (20/3/2023).

Erianjoni menduga pelaku menghilangkan nyawa kekasihnya karena takut korban hamil.

Remaja pria itu lantas mengambil jalan pintas dengan menghabisi nyawa korban.

“Artinya, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pelaku sangat buruk. Dia kalap sehingga mengambil jalan pintas dan jalan pintasnya ya pembunuhan,” ujarnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Menurut dia, kasus pembunuhan yang melibatkan anak tersebut menjadi peringatan keras bagi setiap orang tua untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anggota keluarga.

Salah satu yang perlu diperhatikan orang tua terkait hubungan pertemanan anak melalui media sosial.

Karena menurutnya, anak yang berteman melalui Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya bisa saja tidak mengenal kepribadian asli seseorang.

Ia mengingatkan dalam mengawasi anak maka peran atau sinergi antara sekolah dengan keluarga sangat penting.

Sebagai contoh, saat sekolah melarang perilaku anak yang dinilai salah, maka keluarga harus mendukung.

Namun, papar dia, sayangnya yang kerap terjadi saat ini ialah terjadi perbedaan pandangan antara sekolah dengan keluarga anak sehingga terjadi semacam garis pembatas dalam mendidik anak.

“Ketika terjadi pembentukan karakter di sekolah, di rumah tidak demikian sehingga terjadi gap,” ujarnya.

Selain sekolah dan keluarga, katanya, peran lingkungan (masyarakat) merupakan salah satu kunci penting dalam menjalankan pilar pendidikan.

“Ketiganya harus sejalan dalam mendidik anak,” ucap dia.

Kapolres Padang Panjang, AKBP Donny Bramanto, mengatakan, tersangka AJ merupakan orang terakhir yang bersama korban.

Mayat korban ditemukan di sebuah rumah di Jorong Solok, Nagari Singgalang, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Jumat (17/3/2023).

Proses penyidikan polisi menyebutkan, korban dibunuh sebulan sebelumnya, tepatnya pada Jumat (3/2/2023).

Donny menjelaskan, pembunuhan itu bermula saat korban menginap di rumah orang tua pelaku yang berada di Jorong Solok, Kenagarian Singgalang, Tanah Datar.

Korban tidur bersama ibu pelaku. Keesokan harinya, orang tua pelaku menyuruh korban untuk segera pulang ke Padang karena mereka tidak nyaman dengan orang di kampung.

Pelaku kemudian pamit untuk mengantar korban pulang. Ternyata ia tidak langsung mengantar pulang melainkan mengajak korban mampir ke rumah kerabatnya yang kosong.

Di tempat itulah korban dibunuh dengan cara dicekik dan kepala dipukul kayu. Setelah korban tewas, pelaku menggali tanah di bagian dapur untuk menguburkan jasad kekasihnya tersebut.



Mayat korban ditemukan pemilik rumah satu bulan setelah kejadian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya