SOLOPOS.COM - PERINGATAN DINI LONGSOR--Peraih perak lomba penelitian ilmiah SMP 2011 tingkat nasional, Ahmad Ismail Zulfajri Akbar (kiri), dan Tio Rahaditya Luthfitama (kanan), memamerkan alat sistem peringatan dini bencana longsor hasil karya mereka, bersama Akmal Fadlurrahman, perebut perunggu kategori IPA dan Lingkungan lomba serupa.(JIBI/SOLOPOS/Triyono)

(Solopos.com) – Meski baru duduk di bangku SMP, ada tiga remaja yang berhasil membuat alat deteksi dini tanah longsor. Siapakah mereka?

PERINGATAN DINI LONGSOR--Peraih perak lomba penelitian ilmiah SMP 2011 tingkat nasional, Ahmad Ismail Zulfajri Akbar (kiri), dan Tio Rahaditya Luthfitama (kanan), memamerkan alat sistem peringatan dini bencana longsor hasil karya mereka, bersama Akmal Fadlurrahman, perebut perunggu kategori IPA dan Lingkungan lomba serupa.(JIBI/SOLOPOS/Triyono)

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sehari-hari, Akmal Fadlurahman, 14, Ahmad Ismail Zulfajri Akbar, 15, dan Tio Rahaditya Luthfitama, 15, semuanya kelas IXA di SMP Islam Al Azhar 21 Solo baru, dikenal sebagai siswa cerdas oleh guru dan teman-temannya. Tidak heran, selama menjadi siswa di sekolah swasta unggulan di kawasan Solo Baru itu, mereka tak pernah luput dari peringkat tiga besar.

Akmal merupakan putera pasangan dokter yang berdomisili di Karanganyar, sedang Ahmad Ismail Zulfajri Akbar, meskipun juga pasangan dokter, remaja yang akrab dipanggil Aji ini bertempat tinggal di Sragen. Di antara ketiga siswa itu, hanya Tio yang tinggal di asrama karena kedua orangtuanya sama-sama bekerja di perusahaan swasta di wilayah Kalimantan.

“Akmal dan Tio selain cerdas juga merupakan kutu buku berat. Sedangkan Aji selama ini jago di bidang Matematika. Mereka bertiga mewakili SMP Islam Al Azhar 21 Solo Baru di lomba penelitian ilmiah tingkat nasional 2011 dan berhasil merebut dua medali,” ungkap pejabat Humas SMP Islam Al Azhar 21 Solo baru, Evy Sofia, ditemui Espos, Selasa (11/10/2011).

Evy menuturkan, Tio dan Aji yang bergabung di satu tim menjadi peserta lomba di kategori teknologi dan rekayasa. Karya mereka berdua berupa sebuah alat deteksi dini bencana longsor berhasil meraih medali perak dalam lomba yang dihelat Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) itu.

Sementara Akmal yang mengikuti lomba kategori Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan, membuat analisa terhadap karakter akustik pada tingkat kenyamanan ruang kelas. Kesimpulannya, semakin banyak murid di sebuah ruang kelas, secara akustik makin nyaman ruang kelas digunakan. Dari hasil penelitian itu, Akmal mampu menyabet medali perunggu.

Terkait hasil karyanya, Tio dan Aji menyatakan alat sistem peringatan dini bencana longsor yang mereka buat cukup sederhana. Alat tersebut hanya dirakit menggunakan seutas tali, pipa berdiameter sekitar lima centimeter (cm) dan panjang sekitar 20 cm, saklar, dan penghasil bunyi. Alat dipasang di tempat-tempat berkemiringan tertentu yang rawan terjadi longsor.

“Cara kerja alat ini, saat tanah bergerak akibat longsor, tali tertarik sehingga menghidupkan saklar yang tersambung dengan penghasil bunyi. Suara yang keluar itulah yang kemudian jadi semacam peringatan bagi warga yang tinggal di sekitar lokasi rawan longsor,” papar Aji.

Namun meski berhasil merebut medali perak di ajang lomba penelitian ilmiah SMP tingkat nasional, Tio dan Aji menyatakan alat sistem peringatan dini bencana longsor hasil karya mereka masih mengandung kelamahan dan perlu penyempurnaan. Mengenai inspirasi untuk membuat alat inspirasi itu sendiri, mereka mengatakan berasal dari berbagai alternatif ide yang disampaikan guru. Kegemaran dua siswa ini kepada mata pelajaran fisikalah yang kemudian menuntun mereka untuk memutuskan membuat alat sistem peringatan dini longsor.

Sementara itu penelitian Akmal, hasil karya serupa sebelumnya pernah disertakan pada lomba penelitian ilmiah antar SMP Al Azhar se Indonesia dan berhasil meraih perunggu saat masih duduk di kelas VIII. Hasil karya itu kemudian disempurnakan dan diikutkan di ajang lomba penelitian ilmiah SMP tingkat nasional 2011 di Solo Paragon antara tanggal 3-8 Oktober lalu.

Evy menyatakan sekolahnya sebenarnya baru kali pertama mengikuti lomba penelitian ilmiah SMP tingkat nasional. Prestasi yang berhasil diraih tersebut diharapkan semakin memacu anak-anak lain di sekolah setempat untuk merebut prestasi lebih baik tahun-tahun berikutnya.

Triyono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya