SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengeroyokan (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKABUMI — Kejadian meninggalnya seorang siswa kelas 2 SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akibat dianiaya oleh teman dan kakak kelasnya harus menjadi perhatian orang tua.

Para orang tua harus memberi perhatian penuh agar kejadian meninggalnya siswa akibat dianiaya rekan tidak terulang.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

“Bercermin dari peristiwa tragis ini, diperlukan perhatian semua pihak, baik itu sekolah, lingkungan, terkhusus keluarga. Dibutuhkan peran pola asuh orang tua yang peduli dengan tumbuh kembang anaknya,” kata Psikolog dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Rakimin, seperti dikutip Solopos.com dari NU Online, Selasa (23/5/2023).

Sebagai informasi, seorang siswa SD berinisial MH, 9, meninggal dunia di rumah sakit pada Sabtu (20/5/2023) setelah sebelumnya dianiaya empat orang yang merupakan teman dan kakak kelasnya.

Terduga pelaku masih duduk di bangku kelas 5, kelas 4, bahkan ada yang masih di kelas 2 SD.

Korban MH dikeroyok selama dua hari berturut-turut pada 15-16 Mei 2023 di lingkungan sekolah.

Akibat penganiayaan berulang-ulang itu, korban mengeluh dada dan punggungnya terasa sakit. Ia juga mengalami sesak nafas.

Awalnya MH tidak mengaku bahwa sakit yang dialaminya itu akibat penganiayaan.

Ia baru mengaku setelah dibujuk oleh dokter rumah sakit yang menanganinya.

Korban mengaku bahwa telah dianiaya oleh kakak kelas dan teman seangkatannya yang berjumlah empat orang.

Psikolog Unusia Rakimin mengatakan, pengeroyokan sesama anak bisa terjadi karena berbagai faktor, di antaranya faktor sekolah, lingkungan, dan keluarga.

“Faktor lingkungan bisa lantaran meniru perilaku teman yang kasar, melihat aksi tawuran ataupun perkelahian orang dewasa,” papar dosen Psikologi Islam Unusia itu.

Sementara, pola asuh keluarga yang bisa menyebabkan anak melakukan tindakan penganiayaan, seperti melihat prilaku KDRT di rumah, membiarkan anak liar dalam pergaulan, atau mendapatkan kurang pengawasan orang tua.

“Saat ini banyak kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan di depan anak, sehingga anak terkontaminasi secara emosional, temperamen, beringas, agresif, serta kasar tutur kata dan perilakunya. Anak yang tumbuh kembang dengan pola asuh seperti ini akan meniru dan mempraktikkan kepada orang lain,” jabarnya.

Faktor lain, lanjut Rakimin, bisa datang dari lingkungan sekolah yang tidak nyaman dan aman.

Perhatian guru yang terbatas dan tidak adanya petugas keamanan atau satpam yang bisa mengawasi perilaku anak di lingkungan sekolah termasuk peer group (geng) di kalangan murid.

“Geng-gengan murid sering kali mengakibatkan tindak kekerasan atas nama kesetiakawanan satu dengan lainnya, sehingga cenderung ikut-ikutan,” ucap dia.

Pola Asuh Orang tua

Ia menilai, perilaku normal anak bergantung pada usia, kepribadian, dan perkembangan fisik serta emosionalnya.

Hal ini dapat menjadi masalah apabila tidak sesuai dengan harapan keluarga.

“Secara keseluruhan, perilaku anak dapat bergantung pada lingkungan di sekitarnya dan dipengaruhi oleh sosial serta budaya. Peran orang tua juga tidak dapat luput untuk memengaruhi segala sikap anaknya,” katanya.

Di antara tips pola asuh orang tua yang penting diterapkan adalah:

– Orang tua memberikan contoh prilaku yang baik

– Membiasakan tutur kata yang lembut dan santun

– Orang tua menyayangi anak agar anak menyayangi orang lain



– Menghindari perilaku kasar dan KDRT dalam keluarga

– Membantu memilihkan teman yang baik

– Membuat peraturan dan sanksi

– Bersikap demokratis, toleransi dan bertanggung jawab kepada anak

– Ciptakan suasana rumah yang harmonis dan menyenangkan

– Sediakan waktu untuk mendengarkan suara hati anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya