SOLOPOS.COM - Foto Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan JIBI/Harian Jogja/Antara

Foto Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan
JIBI/Harian Jogja/Antara

MAGELANG-Pemerintah Singapura mengeluhkan asap kabut dan menurunnya kualitas udara akibat kebakaran lahan dan hutan dir Riau.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Pemerintah Indonesia mengantisipasi dampak yang lebih meluas dengan membuat hujan buatan sebagai pemadam kebakaran hutan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menganggarkan Rp25 miliar untuk program ini.

“Kami menganggarkan Rp25 miliar untuk hujan buatan. Nanti siang saya akan kembali ke Jakarta untuk rapat tentang ini,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Srumbung Magelang Jawa Tengah, Kamis (19/6/2013).

BNPB bersama BPPT akan menggelar hujan buatan ketika diperlukan untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan. BNPB sebagai koordinator dan BPPT sebagai pelaksana dari hujan buatan tersebut. Waktu pelaksanaan tergantung dengan kebutuhan di lapangan. Pemerintah akan menyiapkan dua unit pesawat untuk menabur garam di awan.

Berdasarkan pantauan hotspot tanggal 18 Juni 2013 berdasarkan data satelit NOAA18 di Kementerian Kehutanan, jumlah hotspot di Riau 148 titik, Jambi 26 titik, Kalbar 22 titik, Sumsel 6 titik, dan Sumbar 5 titik. Hotspot juga terjadi di negara lain seperti Malaysia 8 titik, Thailand, Lao PDR, Vietnam, Cambodia 29 titik, dan Myanmar 17 titik. Jumlah tersebut belum dikategorikan besar jika dibandingkan puncak kemarau yang seringkali mencapai ribuan titik.

Jumlah luasan lahan gambut terbakar di Riau mencapai 850 hektare. Luas yang sudah dipadamkan 650 hektare dengan jumlah personil 105 orang. Sampai saat ini upaya pemadaman masih berlangsung.

Fenomena terjebaknya kabut asap di wilayah Singapura, meskipun jumlah dan luas hotspot relatif kecil, disebabkan pengaruh dari anomali cuaca. Munculnya pusat-pusat tekanan rendah merubah sirkulasi massa uap air.

“Hal ini mngakibatkan terjadinya bencana asap yang tidak mengikuti pola umum,” kata Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya