SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Banyaknya pelancong yang berobat ke Singapura terutama dari negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, merupakan bagian dari strategi ‘Negara Singa’ tersebut menjadikan jasa bisnis rumah sakit (RS) sebagai satu-satunya hub atau pusat penghubung di ASEAN.

Hal ini tercipta karena negara Singapura fokus meningkatkan daya saing di sektor jasa rumah sakit. Demikian disampaikan  Dekan FE UI Firmanzah di acara rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (31/1) “Singapura menginginkan rumah sakit mereka menjadi hub di ASEAN,” katanya.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Ia menjelaskan di negara manapun yang telah maju seperti Korea, Jepang, termasuk Singapura dan lain-lain, faktor fokus menjadi kunci penting. Misalnya saja Jepang saat awal memulai industrialisasinya fokus pada sektor industri tekstil, lalu industri berat, dan logam sampai industri manufaktur elektronika.

“Kalau fokus kita, kita fokus di agro industri atau mining (tambang), kalau disepakati mari kita dorong, atau marine industry (pelayaran), yaitu mengolah kekayaan laut khususnya di wilayah Timur,” katanya.

Selain masalah fokus, penciptaan daya saing Indonesia tak terlepas dari masalah daya saing di sektor infrastruktur. Saat ini dari sisi infrastruktur, menurut Firmanzah, Indonesia relatif di bawah Thailand, Malaysia, bahkan Kamboja.

“Kalau Indonesia lari dengan kecepatan 20 km per jam, sementara Thailand 40 km, sudah pasti kita ketinggalan,” katanya.

Ia juga mengatakan untuk meningkatkan daya saing, maka konsep link and match antara perguruan tinggi dengan industri harus terhubung sehingga bisa menjawab kebutuhan SDM di bidang birokrasi, dunia usaha termasuk kekuatanm politik.

“China sudah lama menerapkan link and match, banyak perguruan tinggi baru di tengah-tengah industri,” jelasnya.

Ia juga memberikan catatan penggerak ekonomi (PDB) Jawa dan Sumatera menyumbang 80%, di mana Jawa berkontribusi 60%. Di wilayah lain hanya berkontribusi 20%.

“Saya membayangkan industri kelautan seperti ikan, kerang laut, secara masif dibangun di bagian Indonesia Timur,” katanya.

dtc/tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya