SOLOPOS.COM - Saksi ahli psikiatri forensik RSCM Natalia Widiasih Rahardjanti (kanan) memberikan keterangan pada persidangan terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso (kiri) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (18/8). Sidang tersebut menghadirkan saksi ahli psikiatri Natalia Widiasih Rahardjanti . (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A)

Sidang kopi bersianida kali ini berbalik arah. Ahli patologi Australia ini menyatakan erosi lambung Mirna karena formalin, bukan sianida.

Solopos.com, JAKARTA — Kesimpulan Dr. Beng Beng Ong, ahli patologi forensik dari Brisbane, Queensland, Australia, di depan majelis hakim sidang Jessica Kumala Wongso menunjukkan hal yang berlawanan dari dua ahli sebelumnya. Sejak awal, saksi ahli meringankan yang didatangkan kubu Jessica ini sudah mengarah ke sana.

Promosi Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

Ong memulai keterangannya dengan menjelaskan macam-macam sianida dan gejala orang yang terpapar jenis racun itu. Dia mengatakan sianida bisa muncul dari sayur dan asap rokok.

“Sianida secara alami juga muncul dalam sayur dan asap rokok. Ketika seseorang terpancar sianida, mereka akan mengalami gejala, kesulitan bernapas, gejala sakit kepala, mual muntah, korban bisa kejang-kejang, dan akhirnya meninggal,” katanya dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).

Menurut Ong, kecepatan kematian akibat sianida tergantung jalan masuknya. Jika berbentuk gas, sianida akan masuk ke paru-paru dan menyebabkan kematian cepat dalam konsentrasi tinggi. “Jika lewat mulut, kecepatannya lebih lama karena racun yang ditelan harus masuk ke lambung sebelum diserap sebagian oleh tubuh. Beberapa mungkin masuk ke usus, sebelum diserap. Jika sudah diserap, maka racun akan ikut masuk dalam aliran darah jaringan dalam hati,” katanya.

Menurut Ong, kecepatan kematian akibat sianida yang dihirup lebih cepat daripada sianida yang masuk lewat mulut. Hal ini juga tergantung konsentrasi racun yang makin mematikan apabila konsentrasi lebih tinggi. Berdasarkan artikel jurnal ilmiah rujukannya, seeorang mengalami efek akibat sianida setelah 30 menit menelannya.

Pengacara Jessica, Otto Hasibuan, menanggapi keterangan itu dengan membandingkan waktu kematian Mirna. “Kalau ada seseorang minum sianida, kemudian langsung kolaps 5 menit, ini indikasi sianida?” tanyanya. Baca juga: Ahli Patologi Australia: Mirna Bukan Keracunan Sianida!

Ong mengatakan diperlukann pemeriksaan untuk memastikan apakah kolaps tersebut disebabkan sianida atau tidak. Namun Otto kembali bertanya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika seseorang mati dalam 5 menit. “Saya tidak akan mencurigai bisa diakibatkan sianida, saya akan pertimbangkan penyebab lain, termasuk penyakit tubuh secara alami,” kata Ong.

Ong menyebutkan ciri-ciri umum korban sianida saat otopsi warna kulit jadi merah terang. “Karena sianida korosif, akan mengikis lambung, dan itu akan terlihat di mikroskop bagian dalamnya. Maka akan tampak ciri tertentu yang disebut vakuolasi sel basal.”

Menurut dosen Universitas Darwin ini, bila meninggal karena sianida, maka akan ditemukan ion sianida dalam darah dan organ dalam. Selain itu, untuk membuktikan efek sianida, tingkat sianida dalam lambung bisa sangat tinggi. padahal faktanya, konsentrasi sianida yang ditemukan dalam lambung Wayan Mirna Salihin hanya 0,2 mg/liter.

Menurutnya, dalam kasus Mirna, hanya ditemukan pengikisan di lambung saat itu sudah diformalin. “Pengikisan ini tidak biasa, dengan asumsi jika telan sianida karena volume racun dan kopi sangat sedikit, yaitu 20 ml. Tapi erosinya sangat besar.

Dia malah curiga pengikisan tersebut bisa diakibatkan efek pemberian formalin, bukan karena sianida. “Erosi dan tentunya seperti tadi, tidak ada pejelasan mikroskopis dari vakuolasi sel basal.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya