SOLOPOS.COM - (JIBI/Solopos/Detik/Dhani)

Solopos.com, JAKARTA – Dalam sidang perdana gugatan Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK), Prabowo Subianto menyebut pelaksanaan Pilpres di Indonesia seperti di negara totaliter, fasis dan komunis, bahkan lebih buruk dari Korea Utara (Korut).

Prabowo juga curhat soal mendapat nol suara di ratusan TPS. Pernyataan ini diyakini bisa menyerang balik dirinya.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Pernyataan Prabowo itu berlebihan dan emosional, seharusnya dia menyampaikan argumen kunci yang berdasarkan data, jangan banyak opininya. Itu bisa jadi bumerang bagi Prabowo, ” kata pengamat politik dari UGM, Arie Sujito, dikutip detikcom, Rabu (6/8/2014).

Arie mengingatkan, kenyataan yang pernah ramai dibicarakan, adalah kasus 17 TPS di Sampang, Madura. Di 17 TPS itu, Jokowi-JK mendapat nol suara.

“Kalau dibalikkan dengan fakta di lapangan, itu bunuh diri statemen politik Prabowo yang seperti itu,” ujarnya.

Pernyataan Prabowo diyakini Arie bisa menuai cibiran dari masyarakat. Seharusnya Prabowo lebih mengedepankan penyampaian fakta, bukan opini tak berdasar.

“Ini kan mencari keadilan, bukan membangun opini. Semakin banyak emosi, semakin banyak penilaian publik itu mengada-ngada,” tutur Arie.

Asal Jeplak

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran (Unpad), Arry Bainus, bahkan menilai pernyataan Prabowo hanya luapan rasa frustasi belaka.
“Kalau Prabowo ngomong lebih buruk dari Korea Utara, dia asal jeplak saja. Itu luapan emosi yang frustasi saja,” kata Arry.
Arry mengatakan tak ada penyelenggaraan Pemilu demokratis di negeri komunis Korea Utara. Suksesi kepemimpinan di negara itu dilakukan secara turun-temurun, terjaga dalam dinasti keturunan Kim.

“Di korut nggak ada Pemilu. Di sana itu hanya satu Partai Komunis, pemilihannya turun temurun, keturunan dinasti Kim,” katanya.

Di sidang MK, Prabowo Subianto menyuarakan kegalauan perolehan nol suara di ratusan TPS. Atas perolehan itu, dia menilai pelaksanaan Pilpres di Indonesia lebih buruk dari Korea Utara.

“Bahkan di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 97,8 persen. Di kita, ada yang 100 persen, ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis dan komunis,” kata Prabowo di ruang sidang MK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya