SOLOPOS.COM - Sebanyak 18 siswa SMK Jayawisata Solo mengikuti uji kompetensi keahlian (UKK) perhotelan di Mahalaya Hotel Solo, Kamis (7/3/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jayawisata Solo bekerja sama dengan Mahalaya Hotel menggelar uji kompetensi keahlian (UKK) perhotelan, Kamis (7/3/2024). Kegiatan itu diadakan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang selaras dengan kebutuhan industri.

Kepala SMK Jayawisata Solo, Suprapti, menguraikan UKK perhotelan ini diikuti oleh 18 siswa yang duduk di kelas XII. Mereka mengikuti materi uji baik dari house keeping, laundry, dan front office.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Uji kompetensi dilaksanakan selama dua hari, dan sebelumnya siswa telah mengikuti magang selama tiga bulan.

“Ada 18 siswa, mereka mengikuti uji mulai dari house keeping, laundry, dan front office selama dua hari,” kata Suprapti saat ditemui Solopos.com, di Mahalaya Hotel, Kamis.

Lebih lanjut, Suprapti menjelaskan SMK Jayawisata Solo menjadi salah satu sekolah pariwisata tertua di Jawa Tengah (Jateng) yang telah berdiri sejak 1985.

Menurut Suprapti, lulusan SMK Jayawisata mampu terserap di sektor industri, tidak hanya di Jateng, tapi juga luar negeri.

Ketua HR Forum Soloraya, Bengawan Tedjo Handoyo, menguraikan permasalahan di dunia industri dari sektor tenaga kerja adalah kompetensi. HRD Mahalaya Hotel ini menyebut perlu ada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) atau kompetensi dari tenaga kerja.

“Kompetensi ini memang ada tiga faktor, yaitu knowledge [pengetahuan], skill [keahlian], dan attitude [sikap]. Untuk knowledge bisa didapat dari sekolah. Tetapi untuk skill dan attitude memang harus dipraktikkan, ya harus didapatkan dengan terjun langsung di industri,” terang Bengawan dalam kesempatan yang sama.

Oleh sebab itu, menurut Bengawan perlu ada kolaborasi antara sekolah dengan dunia industri. Kolaborasi ini menjadi suatu hal yang wajib atau mutlak. Ketika kolaborasi ini bisa terjalin dan optimal, maka menurut Bengawan kualitas SDM mampu ditingkatkan.

Saat ini, lanjutnya, generasi Zenial (Gen Z) dan milenial mendominasi usia tenaga kerja. Menurut Bengawan, perlu ada kesiapan mental dan keterampilan bagi Gen Z dan milenial di samping telah mempunyai pengetahuan yang cukup.

“Untuk bekerja tidak cukup hanya dengan ilmu. Kalau tidak punya keterampilan atau tidak punya mental yang kuat untuk bekerja, maka, hal itu tentu tidak bisa menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Skill butuh praktik dan butuh jam terbang tinggi. Mental ini menjadi satu faktor penting, apalagi sekarang ini dikenal sebagai generasi strawberry. Semua harus dilatih harus dimulai,” kata dia.

Menurut Bengawan, dengan kegiatan magang yang dilakukan SMK yang menjadi program sekolah mampu menjawab kebutuhan sekolah dan industri.

Bengawan juga menilai kurikulum merdeka saat ini menjadi nilai tambah. Kurikulum di sekolah bisa disesuaikan dengan kompetensi industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya