SOLOPOS.COM - Tangkapan layar paparan materi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Didik Budijanto dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (24/3/2022). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingatkan ada penyakit yang harus diwaspadai selain Covid-19, di antaranya tuberkulosis. Kemenkes menyampaikan setiap jam ada sekitar 11 orang di Indonesia meninggal akibat TB.

“Hitung-hitungan kami sekitar 93.000 orang meninggal setiap tahun. Kalau dihitung jam, sekitar 11 orang meninggal per jam,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Didik Budijanto dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (24/3/2022).

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Oleh karena itu, lanjut dia, penanganan yang cepat dan efektif sangat penting dilakukan untuk mengatasi TB.

Baca Juga: 1,5 Juta Orang Meninggal akibat Tuberkulosis, Begini Sikap G20 dan G7

“Penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh, merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TB di masyarakat,” katanya.

Pada 2021, ia menyampaikan penemuan kasus tuberkulosis, baik terkonfirmasi dan diobati, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2021 kasus terkonfirmasi TBC sebanyak 473.006 orang sedangkan kasus TB diobati sebanyak 402.502 orang.

Sementara pada 2020, kasus terkonfirmasi TBC sebanyak 393.323 orang sedangkan kasus TB diobati 362.418 orang.

“Penemuan kasus terkonfirmasi dan diobati itu memang masih di bawah tahun 2019 tetapi sudah lebih tinggi dari 2020,” tutur Didik.

Baca Juga: Peringati Hari Tuberkulosis Sedunia, RSUP Solo Kampanye Stop TBC

Saat ini, lanjut dia, penemuan kasus dan pengobatan TB yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah, di antaranya Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat.

Sementara daerah dengan kasus TB paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

“Sebenarnya TB itu biasanya ada di daerah yang padat, daerah kumuh, dan daerah yang PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)-nya kurang, di situ potensi penularan TBC-nya tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan kasus TB bukan hanya berdampak terhadap masalah kesehatan tapi juga berdampak terhadap permasalahan ekonomi yang cukup besar bagi negara.

Baca Juga: Efek Pandemi Covid-19, Kasus Tuberkulosis Naik Lagi

Ia menyampaikan, pemerintah Indonesia menganggarkan dana sebesar sekitar 515 juta Dolar AS atau setara dengan Rp7,3 triliun untuk melawan TB.

“Ini menggambarkan kebutuhan yang mendesak bagi seluruh negara untuk menginvestasikan sumber daya demi meningkatkan perjuangan dan mengakhiri tuberkulosis,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya