Solopos.com, SHENZHEN – Otoritas di China melarang warga makan hewan peliharaan mulai 1 Mei setelah negara tersebut dihantam wabah corona. Shenzen menjadi salah satu kota yang terdampak besar kebijakan tersebut.
Kota Shenzhen di China melarang warga untuk mengonsumsi anjing dan kucing sebagai bagian tindakan menghambat perdagangan satwa liar sejak munculnya virus corona jenis baru.
Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024
Sejumlah ODP Corona di Sragen Tolak Bantuan Sembako Dari Pemkab
Para ilmuwan menduga virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19, ditularkan ke manusia dari hewan.
Beberapa infeksi paling awal ditemukan pada orang-orang di pasar satwa liar di Kota Wuhan, yang menjual kelelawar, ular, musang dan hewan lainnya.
Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 935.000 orang di seluruh dunia dan membunuh sekitar 47.000 di antaranya.
Pihak berwenang di pusat teknologi China Selatan mengatakan larangan makan anjing dan kucing akan mulai berlaku pada 1 Mei.
Ini Sebaran ODP & PDP Corona per Kelurahan di Kota Solo
“Melarang konsumsi anjing dan kucing serta hewan peliharaan lainnya adalah praktik umum di negara-negara maju,” kata pemerintah kota dilansir Reuters, Kamis (2/4/2020).
Larangan Setelah Corona di China
“Larangan ini juga menanggapi permintaan dan semangat peradaban manusia,” lanjut pernyataan.
Sebelumnya, seorang anggota parlemen China mengatakan pada akhir Februari bahwa pemerintah akan melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar.
Tamu: Resepsi Pernikahan Kapolsek Kembangan Dihadiri Wakapolri
Pemerintah provinsi dan kota di China langsung bergerak untuk menegakkan keputusan tersebut. Tapi Shenzhen yang paling cepat menetapkan larangan makan anjing dan kucing.
Anjing secara umum dimakan di beberapa wilayah di Asia.
Liu Jianping, seorang pejabat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Shenzhen, mengatakan bahwa pasokan unggas, ternak, dan makanan laut yang tersedia sangat cukup bagi warga.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa satwa liar lebih bergizi daripada unggas dan ternak,” kata Liu seperti dikutip oleh media pemerintah, Shenzhen Daily.