SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Denpasar-– Mengenang setahun kematian AA Narendra Prabangsa, wartawan Radar Bali yang tewas dibunuh pada 11 Februari tahun lalu, Puluhan wartawan di Bali menggelar doa bersama di Jalan Cokroaminoto, Denpasar, Sabtu (20/2)

“Ini momentum bagi kita semua para jurnalis di Bali, meski almarhum secara administratif merupakan wartawan kami, namun menjadi bagian dari jurnalis umumnya yang akan terus memperjuangkan kebenaran universal,” kata Direktur Radar Bali Justin Herman saat memberi sambutan dalam acara yang dihadiri sejumlah jurnalis dan aktivis LSM Bali ini.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Baik wartawan maupun kolega almarhum juga diberi kesempatan bicara untuk menyampaikan cerita atau kenangan semasa bersama almarhum.

Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya misalnya mengatakan sering bersama almarhum dalam menjalankan fungsi sebagai wakil rakyat.

Tapi diakuinya, akibat tulisan-tulisan almarhum, membuat dirinya harus bersitegang gara-gara pemberitaan keras ketika anggota DPRD Bali bepergian ke luar negeri.

“Almarhum bilang, karena saya telah melanggar komitmen untuk tidak pergi ke luar negeri dengan uang rakyat, sehingga terpaksa dia tulis,” kata Arjaya.

Sementara Kabid Humas Polda Bali Kmmbes Pol Gede Sugianyar juga memberikan sambutan. Ia bercerita saat dirinya baru saja bertugas di Bali, langsung “dihadiahi” kasus pembunuhan Prabangsa.

“Kasus ini menjadi pembelajaran kita bersama tentang risiko profesi wartawan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, kami bertekad untuk mengawal kasus ini dengan mengungkap pelakunya,” kata mantan Kapolresta Balikpapan ini.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya