SOLOPOS.COM - Serangkaian acara Monumen Pers Goes to School di SMPN 7 Solo, Selasa (17/5/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Monumen Pers Nasional Solo kembali menyapa 765 siswa SMPN 7 Solo dalam acara bertajuk Monumen Pers Goes to School di halaman sekolah setempat, Selasa (17/5/2023). 

Dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kumandang lagu kebangsaan itu semakin terdengar khidmat lantaran pasukan pengibar bendera atau Paskibra SMPN 7 Solo membentangkan bendera merah putih di depan panggung.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Setelahnya disambut dengan tari pembuka yakni Tari Golek Sulung Dayung yang dipentaskan oleh siswa kelas VIII-D SMPN 7 Solo, Nikita Anindya Meyla Khoirotul Laillah.

Nikita nampak anggun lantaran memakai rompi berwarna merah dan jarit bermotif parang.  Aksesori yang menghiasi seperti kalung sungsun, giwang, slendang, dan klat bahu.

Tari ini memang merupakan tari tunggal sehingga yang tampil hanya Nikita seorang. Tari yang berasal dari Yogyakarta itu menceritakan tentang perempuan muda yang gemar memperhatikan kecantikannya. Dia juga selalu berusaha terlihat cantik dan mempesona.

Kepala Monumen Pers Nasional, Widodo Hastjaryo mengatakan alasan kenapa dipilih SMPN 7 Solo sebagai tempat acara. Hal itu lantaran sekolah yang beralamat di Nusukan, Banjarsari, Solo itu menjadi pengunjung terbanyak kedua ketika Hari Pers Nasional 2023 lalu.

Acara tersebut memiliki misi untuk mendekatkan siswa pada akses literasi, salah satunya produk pers. Terlebih kegiatan literasi, menurut Widodo, penting untuk membangun karakter bangsa.

“Dengan mengenalkan sejarah sendiri, baik itu sejarah nasional atau sejarah pers. Itu bakal menumbuhkan rasa bangga terhadap Indonesia. Maka kita juga kenalkan apa saja produk pers yang kita miliki.” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (25/7/2023).

Produk pers tersebut tersimpan rapi di museum Monumen Pers Nasional. Lewat kegiatan ini pihaknya berusaha mendekatkan akses literasi yang dimiliki Monumen Pers. “Ini sekaligus jemput bola,” kata dia.

Terlebih, dia menegaskan Monumen Pers terbuka untuk siapa pun. Tempat yang mengoleksi produk pers dari masa pendudukan Belanda itu sengaja dijadikan tempat yang inklusif. Widodo menyebut inklusivitas tersebut berarti Monumen Pers Nasional boleh dikunjungi oleh siapa pun.

“Tidak menutup kemungkinan bisa dikunjungi oleh semua kalangan dari berbagai macam usia. Termasuk teman-teman kita yang difabel. Kita sudah memiliki fasilitas yang ramah dengan difabel. Tahun depan kita juga akan melengkapi dengan huruf braille,” lanjut dia.

Guna mendekatkan Monumen Pers Nasional sekaligus membawa misi meningkatkan literasi, pihaknya pada 2024 bakal lebih banyak mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Soloraya. Termasuk daerah seperti Boyolali, Sukoharjo, Klaten, dan Wonogiri. “Meski komposisi tetap fokusnya di Solo, karena memang tempat kita ada di Solo,” kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, tim Monumen Pers Nasional yaitu Lazuardi Pratama, Eka Budiati, Rista Ayu, dan Bambang memperkenalkan layanan dan produk yang tersedia di Pers. Setidaknya ada empat layanan. 

Pertama, papan baca. Melalui papan baca, masyarakat dapat membaca surat kabar harian nasional dan lokal.  Layanan kedua adalah museum. Koleksi menarik tersedia seperti Radio Kambing, printer, majalah, mesin tik, majalah, sampai koran. Kesemuanya memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Kemudian layanan ketiga adalah perpustakaan. Setiap orang, termasuk pelajar dan masyarakat umum, dapat membaca secara gratis. Kemudian layanan keempat adalah E-paper. Pihaknya memindai surat kabar menjadi E-Paper, terutama surat kabar yang lebih tua. Hal ini bertujuan melestarikan karya jurnalistik itu.

Kepala SMPN 7 Solo, Siti Latifah, menyebut kegiatan itu sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang mencanangkan upaya untuk menggerakan budaya literasi di sekolah.

“Ini juga sesuai dengan visi sekolah kami,” kata dia ketika ditemui Solopos.com di SMPN 7 Solo, Selasa.

Iffah, sapaan akrabnya, menyebut dengan kegiatan tersebut, siswa bisa mengenal Monumen Pers. Kegiatan tersebut diharapkan bisa memantik rasa penasaran siswa dan menumbuhkan minat baca terkhusus pada produk pers.

“Tapi literasi tidak hanya sebatas membaca, tapi menjelaskan apa yang sudah terserap,” kata dia.

Untuk menunjang hal tersebut, dia mengaku tertarik untuk mengajak siswa SMPN 7 Solo untuk berkunjung ke Monumen Pers Solo. Menurut dia, banyak koleksi menarik yang tersimpan di museum. “Anak-anak ke sana bisa mengenal dan sekaligus memahami,” kata dia.

Acara tersebut sekaligus menjadi ruang ekspresi siswa SMPN 7 Solo untuk menampilkan bakat seni yang mereka miliki. Salah satunya penampilan dari siswa kelas VIII-G dan VIII-H yang pentas paduan suara menyanyikan kompilasi lagu-lagu daerah.

Tidak mau kalah, beberapa siswa kelas VIII unjuk gigi dengan memamerkan hasil kreasinya berupa produk pakaian seperti kaus, batik, kebaya, dan lainnya. Karya itu dipamerkan dalam bentuk fashion show di panggung.

“Itu merupakan hasil dari gelar karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila [P5] bertema kearifan lokal dan bhineka tunggal ika. Kalau kearifan loka karya siswa berupa batik jumputan yang dipamerkan lewat fashion show. Sedangkan Bhineka Tunggal Ika lewat paduan suara tadi,” lanjut dia.

Lebih lanjut, disusul penampilan-penampilan apik dari masing-masing ekstrakurikuler yang ada di SMPN 7 Solo. Iffah menyebut terdapat banyak ekstrakurikuler sekolah di antaranya pencak silat, tari, karawitan, barongsai, Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Baris Berbaris (PBB), dan lainnya.



Dia mengatakan acara ini sekaligus menjadi pembelajaran luar kelas. Siswa diharuskan membuat catatan terkait yang sudah dipelajari. Dengan begitu siswa proses pembelajaran luar kelas tersebut bisa berjalan maksimal dengan mendengar materi dan mencatat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya