SOLOPOS.COM - Pesawat tempur Prancis bersiap menyerang posisi militan ISIS di Suriah. (Istimewa/Reuters)

Serangan teror Paris dibalas Prancis dengan menggekar serangan udara besar-besaran ke basis-basis ISIS di Suriah.

Solopos.com, PARIS — Serangan teror di Paris tak membuat keterlibatan Prancis dalam koalisi melawan ISIS mengendur. Sebaliknya, kini Prancis menggelar serangan udara besar-besaran di Suriah.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Pesawat-pesawat tempur Prancis menggempur posisi-posisi militan ISIS di Suriah, Minggu (15/11/2015). Pada saat yang sama, kepolisian di Eropa masih menggelar investigasi terhadap serangan teror di Paris, Jumat (13/11/2015) malam lalu.

Prancis telah melancarkan serangan udara di bawah pimpinan AS selama beberapa bulan terakhir. Setelah teror Paris, pemerintah Prancis bersumpah akan menghancurkan ISIS dan diikuti pengiriman jet-jet tempur menuju Raqqa. Ini merupakan serangan udara terbesar yang pernah dilakukan Prancis terhadap ISIS.

“Penyerbuan yang melibatkan 10 jet tempur dilakukan secara simultan dari Uni Emirat Arab dan Yordania. Sebanyak 20 bom telah dijatuhkan,” kata Menteri Pertahanan Prancis, seperti dikutip Reuters, Senin (16/11/2015).

Serangan itu menargetkan depot amunisi dan lokasi latihan ISIS. Namun belum ada laporan tentang korban atau kerusakan akibat serangan itu.

ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan Friday The 13th berupa bom bunuh diri dan penembakan yang menelan korban lebih dari 150 jiwa itu. Teror itu juga kembali memicu kekhawatiran terhadap gelombang migran Timur Tengah (khususnya dari Suriah) ke Eropa dan berpotensi membuat Eropa menutup diri terhadap pengungsi.

Polisi Prancis melancarkan perburuan internasional terhadap pria kelahiran Belgia yang membantu mengatur serangan teror Paris Jumat lalu bersama dua saudaranya. Salah satu saudaranya itu tewas saat beraksi di Paris, sedangkan yang lain tertangkap di Belgia.

Sementara itu, dua orang pelaku serangan bunuh diri telah teridentifikasi. Sedangkan empat lainnya yang terbunuh masih dalam penyelidikan.

Pada hari yang sama, polisi Belgia menangkap tujuh orang di Brussels. Namun salah satu orang yang ditangkap di perbatasan Prancis-Belgia Sabtu lalu akhirnya dilepaskan.

Sebelumnya, polisi Belgia menemukan dua mobil yang disewa oleh anggota ISIS di negara sebelah utara Prancis itu. Polisi menyebut orang yang mereka cari adalah Salah Abdeslam berusia 26 tahun. Dia lahir di Brussel, Belgia, namun disebut-sebut berkewarganegaraan Prancis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya