SOLOPOS.COM - Tentara Kenya bersiap menyerbu Mal Westgate di Nairobi, Selasa (24/9/2013). kala itu, otoritas setempat mengklaim upaya itu berhasil, tetapi 6 serdadu tewas. sedangkan di pihak lawan, 5 militan Shebab dinyatakan tewas. Selain itu, masih ada pula 61 warga sipil yang disebut menjadi korban jiwa dalam insiden itu. (JIBI/Solopos/Reuters/Noor Khamis)

Solopos.com, NEW YORK — Peristiwa pembantaian di pusat perbelanjaan kelas atas Westgate Mall, Nairobi, Kenya, medio September 2013 lalu, menyimpan banyak tanda tanya. Hasil penyelidikan polisi Amerika Serikat (AS) mengungkap banyak fakta yang disampaikan kepada media massa janggal alias meleset dari rasionalitas.

Seperti dilansir Washington Post, Rabu (11/12/2013), Kepolisian New York, Amerika Serikat yang kondang dengan singkatan NYPD telah mendalami tragedi di Mal Westgate di Nairobi, Kenya itu. Laporan penyelidikan NYPD menunjukkan tidak kompetennya militer dan polisi Kenya dalam menghadapi peristiwa penyerangan, September lalu itu.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Laporan NYPD itu juga mematahkan klaim-klaim otoritas Kenya seputar pembantaian yang menewaskan lebih dari 60 orang itu. Melalui uji balistik dan analisis rekaman video, NYPD mengungkap para pelaku hanya membawa senjata ringan seperti senapan AK-47 dan granat.

Tiga granat yang diklaim dilemparkan pelaku saat mereka akan masuk ke mal terbantahkan. NYPD membuktikan tidak ada ledakan yang terjadi akibat ulah teroris. Kerusakan parah di mal tersebut justru disebabkan oleh rudal-rudal antitank yang dilepaskan militer Kenya ke mal tersebut.

Hasil ini mematahkan pernyataan otoritas pemerintahan Kenya yang mengklaim para pelaku bersenjata berat senapan mesin. Isu adanya kelompok bersenjata berat menyerang mal itu diduga muncul karena kesalahpahaman.

Dilansir News.com.au, Rabu (11/12/2013), berdasarkan laporan penyelidikan NYPD, tim respons taktis kepolisian Kenya baru tiba di lokasi kejadian sekitar 90 menit setelah serangan pertama. Dari sini, kebingungan pun terjadi. Aparat polisi dan militer Kenya tampaknya tidak saling berkomunikasi saat kejadian.

Dugaan itu didasarkan pada laporan yang menyebutkan bahwa saat tim polisi berpakaian preman bergerak masuk ke mal, para tentara Kenya justru mengira mereka adalah para teroris. Para tentara itu langsung menembaki polisi-polisi tersebut.

Pada kenyataannya, di antara korban jiwa dalam pembantaian itu termasuk komandan tim respons taktis kepolisian. Berdasarkan insiden itulah NYPD menduga berkembang cerita tentang para teroris yang bersenjata berat dan mengenakan baju lengkap antisenjata, padahal mereka adalah para polisi.

Samantha Lewthwaite alias white widow yang dituding otoritas Kenya senagai otak penyerangan (JIBI/Solopos/Dok.)

Samantha Lewthwaite alias white widow yang dituding otoritas Kenya senagai otak penyerangan (JIBI/Solopos/Dok.)

Fakta lain, pelaku penyerangan mal tersebut ternyata hanya 4 orang, bukan 15 orang seperti yang diklaim otoritas Kenya. Menurut hasil penyelidikan NYPD, keempat orang itu bertindak dalam dua tim yang saling berkoordinasi via telepon genggam.

Kepala Kepolisian New York Ray Kelly mengatakan para penyelidik NYPD tidak mengetahui persis berapa jumlah militan yang terlibat. “Namun kami yakin hanya ada 4 penembak,” tutur Kelly.

Selain itu, keterlibatan Samantha Lewthwaite yang dipublikasikan sebagai White Widow pengagum Osama bin Laden ternyata tidak terbukti. Menurut laporan NYPD, hasil analisa rekaman CCTV dan kesaksian para saksi mata mengindikasikan bahwa tak ada wanita yang terlibat dalam peristiwa di Mal Westgate itu.

NYPD juga membantah adanya korban penyanderaan saat penyerangan terjadi. NYPD malah mengungkap, para pelaku ingin membunuh orang sebanyak yang mereka bisa. Mereka mengajukan pertanyaan terkait agama Islam kepada para korban untuk menguji apakah mereka muslim atau tidak. Mereka yang tak bisa menjawab pertanyaan itu langsung ditembak mati.

Asap hitam membumbung tinggi di Westgate mal, Nairobi kala terjadi penyerangan militer atas pusat perbelanjaan kelas atas itu (JIBI/Solopos/Reuters/Noor Khalis)

Asap hitam membumbung tinggi di Westgate mal, Nairobi kala terjadi penyerangan militer atas pusat perbelanjaan kelas atas itu (JIBI/Solopos/Reuters/Noor Khalis)

Hal lain yang mengejutkan adalah tentang penyerangan mal yang berlangsung selama tiga hari. Menurut NYPD, setidaknya seorang pelaku terluka di bagian kaki. Serangan mereka sebenarnya hanya berlangsung enam jam. Setelah itu, para teroris bersembunyi di sebuah ruang penyimpanan barang dan mengurus rekan mereka yang terluka sebelum kemudian kabur dari mal tersebut.

Ditegaskan NYPD, tak ada bukti bahwa pelaku masih berada di mal itu setelah pukul 12.15 waktu setempat pada 22 September 2013 lalu. Namun entah mengapa, peristiwa itu masih terus berlangsung dua hari kemudian. Yang jelas, selama waktu itu, rekaman CCTV memperlihatkan sejumlah tentara Kenya menjarah pusat perbelanjaan kelas atas tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya