Solopos.com, PURWODADI – Warga Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Selasa (22/2/2022) pagi dikejutkan dengan semburan lumpur dari Bledug Cangkring atau dikenal dengan wisata Baby Volcano di desa setempat.
Luapan lumpur tersebut dalam jumlah banyak sehingga mengejutkan warga sekitar, bahkan air bercampur lumpur tersebut menggenai area pertanian seluar lebih kurang 0,5 hektare. Menurut Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan, kejadian diperkirakan sekira pukul 07.30 WIB.
Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks
Namun semburan lumpur yang tidak seperti biasanya itu baru diketahui para petani sekitar pukul 09.00 WIB. Fenomena alam tersebut, lanjut Eko, kemudian dilaporkan warga ke Pemerintah Desa Grabagan sekira pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Bledug Kuwu Grobogan Diklaim Terhubung Laut Selatan, Benarkah?
Untuk diketahui, Baby Volcano merupakan obyek wisata Bledug Cangkring sejenis Bledug Kuwu (letupan gas pada lumpur) di Desa Grabagan. Hanya saja tidak setiap waktu mengeluarkan lumpur atau terjadi letupan seperti Bledug Kuwu.
Adapun penyebab semburan lumpur tersebut, menurut Kades Grabagan, karena air di belik atau mata air di dekat Baby Volcano meluap. Sehingga lumpur bercampur air dan gas belerang mengalir ke luar ke sungai dan sempat mengenai area pertanian.
Atas kejadian ini Kades Grabagan, Eko Setyawan bersama Babinsa Grabagan, Sertu Sri Puji W, Babinkamtibmas Grabagan, Brigadir Ni’am, Juga Pj. Kasi Kesra Kecamatan Kradenan, Satpol PP Kecamatan Kradenan, dan Perwakilan UPTD Pertanian Kecamatan Kradenan meninjau langsung lokasi.
Baca juga: Misteri Makam di Tengah Laut Demak, Tak Tenggelam Meski Diterjang Ombak
Menurut Kades Grabagan, semburan lumpur bercampur air dan gas belerang berlangsung sekitar 2 jam dan mengarah ke selatan ke areal pertanian. Ada sekitar setengah hektar sawah yang terdampak. Lumpur bercampur air kemudian mengalir ke sungai yang berada di sebelah barat Baby Volcano.
“Gas belerang yang keluar bersama semburan lumpur dari Baby Volcano atau Bledug Cangkring tidak membahayakan. Namun ada setengah sawah dengan tanaman padi yang terdampak, sehingga kerugian diperkirakan mencapai Rp5 juta,” jelasnya.
Kendati gas belerang yang keluar bersama luapan lumpur tidak membahayakan, Babinsa, Babinkamtibmas dan Satpol PP menghimbau warga yang menonton agar jangan terlalu dekat dengan lokasi semburan lumpur.