SOLOPOS.COM - Ilustrasi (indonesiarayanews.com)

Ilustrasi (indonesiarayanews.com)

BOGOR – Ternyata pintar dan berprestasi saja tidak cukup. Banyak siswa kelas XII SMA pintar dan berprestasi, namun tidak lolos seleksi masuk menjadi mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor (IPB).

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Hal ini disampaikan narasumber Bidang Humas dan Protokol, Sekretariat Eksekutif IPB, Siti Nuryati, STP, M.Si saat menerima kunjungan 32 siswa dan 8 guru SMA Citra Islami, Citra Raya Tangerang, Banten, di Kampus IPB Darmaga. Patut disayangkan banyak siswa pintar dan berprestasi tidak lolos masuk IPB karena salah strategi. Siswa tersebut rata-rata mendapatkan informasi yang kurang tepat. Mereka mengganggap bila tidak memilih satu departemen atau jurusan tertentu yang peminatnya paling banyak (favorit) dianggap tidak keren.

“Walhasil terjadi penumpukan siswa yang memilih departemen tertentu dan terjadi kompetisi sangat ketat. Sementara itu daya tampung departemen tersebut sangat terbatas, sehingga banyak siswa pintar tersisihkan,” kata Siti Nuryati dalam siaran pers IPB, Selasa (2/4/2013).

Di sisi lain departemen lain yang tak kalah kualitasnya lebih sedikit peminatnya, karena dianggap kurang favorit. “Ini informasi yang tidak tepat. Ini hanya persoalan persepsi. Karena sesungguhnya semua jurusan di IPB itu unggul, ” tandasnya.

Salah seorang guru SMA Citra Islami, menanyakan isu negara kita tentang kenaikan harga bawang, satu sisi lain Indonesia adalah negara agraris tetapi lebih memperhatikan kemajuan industri dan perumahan. “Permasalahan tersebut sangat dekat dengan IPB, kira-kira apakah yang bisa dilakukan IPB?” Nuryati menjawab bahwa setiap bagian mempunyai peran penting dalam berkontribusi menyelesaikan masalah tersebut. IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi selama ini sudah menjalankan peran tri darma perguruan tinggi.

“IPB telah melaksanakan perannya dengan sebaik-baiknya dengan menciptakan inovasi, teknologi dan sumbangan pemikiran untuk membantu masalah-masalah terkini. Namun semuanya berpulang pada peran eksekutor yakni negara apakah mau mengadopsi atau tidak. Seandainya sebagian besar eksekutor tersebut pro pertanian, kami berharap pertanian mandiri dan maju,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya