SOLOPOS.COM - Siswa menunjukan atraksi pencak silat saat peresmian SMP Khusus Olahraga (SKO) di Jl. Ronggowarsito 112, Solo, Jumat (24/11/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO—SMP Khusus Olahraga atau SKO Kota Solo mengurangi porsi latihan dan memangkas jam pembelajaran selama Ramadan 1445 H.

Sub Koordinator Pendidikan Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Solo, Sugeng Haryadi, mengatakan terdapat pengurangan jadwal latihan. Biasanya para siswa latihan satu hari dua kali, namun selama Ramadan hanya satu kali.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Biasanya kalau di luar bulan Ramadan itu latihannya pagi dan sore. Nah selama Ramadan ini kita sesuikan hanya di sore hari,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (14/3/2024).

Dia mengatakan prosesi latihan dimulai dari pukul 15.30 WIB sampai 17.00 WIB sesuai dengan cabang olahraga masing-masing. Selain itu, juga terdapat pengurangan intensitas latihan.

“Intensitas latihan tetap dikurangi, mungkin beban latihan tidak terlalu berat. Artinya tetap kondisional melihat fisik siswa bagaimana. Pelatih nanti menyesuaikan,” kata dia.

Menurut dia, yang paling penting adalah menjaga performa siswa sebagai atlet di cabor masing. Sebab jika tidak secara intens dijaga performa siswa bisa saja mengalami penurunan

Namun, meski Ramadan, fasilitas makan tidak dikurangi. Dia mengatakan para siswa ketika pulang diberikan jatah satu porsi makan per anak untuk berbuka puasa.

Lalu lantaran para siswa tidak ada jadwal latihan pada pagi hari, mereka langsung mengikuti kegiatan belajar mengajar atau KBM yang sudah ditentukan sekolah.

Kepala SMP Khusus Olahraga Kota Solo, Bambang Sigid Pramono, ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (14/3/2024) mengatakan siswa setiap pagi masuk sekolah pukul 07.30 WIB dan selesai pukul 12.00 WIB.

Bambang mengatakan juga terdapat pengurangan durasi mata pelajaran. Biasanya satu mata pelajaran berdurasi 30 menit, namun kali ini dikurangi lima menit menjadi 25 menit.

Selama Ramadan terdapat sejumlah kegiatan keagamaan. Bambang mengatakan pihak sekolah membuat program kegiatan harian seperti salat dhuha berjamaah, dan tadarus Al-Qur’an. Setelah itu para siswa mengikuti pelajaran hingga memasuki waktu salat Suhur.

“Nanti salat Zuhur berjamaah dilanjutkan dengan kultum. Nah yang kultum ini dari para siswa sendiri. Setelah selesai bisa pulang, dan sore mengikuti latihan,” kata dia.

Meski begitu dia mengatakan ada banyak siswa yang memutuskan untuk menuju tempat latihan masing-masing. Lalu baru pulang setelah selesai latihan.

Bambang mengatakan selain kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan setiap hari, pada Ramadan kali ini pihaknya bakal mengadakan pesantren kilat di pekan terakhir Ramadan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya