SOLOPOS.COM - Industri Rotan (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos, SOLO – Produk dalam negeri, khususnya di Solo dan sekitarnya makin diminati masyarakat luar negeri. Hal itu terbukti dari terus meningkatnya jumlah barang yang diekspor dari Soloraya.

Ketua Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Solo, Sri Redjeki, menyampaikan berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada semester pertama tahun ini menunjukkan tren positif jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Dia menuturkan pada semester I 2013, tercatat ekspor barang yang dilakukan sebanyak 2.413.245,41 kilogram (kg) dengan nilai US$20.638.650,16.

Pada 2014, volume barang tercatat naik menjadi 2.426.868,8 kg atau naik 0,6% sedangkan kenaikan nilai transaksi tercatat lebih tinggi, yakni 4,4% menjadi US$21.537.304,15.

Peningkatan nilai transaksi tersebut disebabkan adanya pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu lalu.

“Tapi pada tahun ini ada pergeseran top tiga komoditas yang paling banyak diekspor. Biasanya komoditas yang paling banyak diekspor adalah TPT [tekstil dan produk tekstil], mebel, dan batik. Tapi pada semester ini yang paling banyak diekspor adalah TPT, mebel dan kantong plastik,” ungkap Sri saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (4/9/2014).

Dia menjelaskan kenaikan paling tinggi adalah ekspor mebel rotan dari 47.025,48 kg menjadi 282.748,99 kg dengan kenaikan nilai mencapai 434,2% menjadi US$618.057,65.

Dari produk TPT mengalami kenaikan volume 51,9% menjadi 659.346,61 kg dari sebelumnya 434.063,17 kg sehingga berdampak pada peningkatan nilai sekitar 31,03%.

Kantong plastik pun mengalami peningkatan volume sebanyak 44,25%.

Kepala Seksi (Kasi) Perdagangan Luar Negeri Disperindag Solo, Endang Kurnia Maharani, mengatakan saat ini pasar ekspor sudah mulai berkembang.

Tidak hanya pasar tradisional seperti AS, Eropa dan Australia tapi juga merambah Afrika dan Asia.

Mengenai volume ekspor yang dikirim ke pasar yang baru, menurut Endang terus meningkat dari bulan ke bulan. Namun diakuinya setelah Lebaran, jumlah pemohon atau pengajuan formulir ekspor menurun.

“Tidak hanya pengusaha dalam negeri yang wait and see tapi pengusaha dari luar negeri pun juga ikut wait and see melihat kondisi yang ada di Indonesia setelah pilpres,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya