SOLOPOS.COM - Ilustrasi proses belajar-mengajar SMP. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Solo mengusulkan moratorium atau pembatasan pendirian sekolah menengah pertama (SMP). Menurut mereka, langkah itu dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan rasio jumlah lulusan dan jumlah SMP di Kota Bengawan.

Usulan tersebut mencuat saat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo menggelar diskusi tentang zonasi sekolah bersama kepala SMP negeri se-Kota Solo di SMPN 1 Solo, Kamis (13/11/2014). Dalam diskusi tersebut, MKKS SMP mengusulkan pembatasan pendirian sekolah jenjang SMP.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Ketua MKKS SMP Solo Hariyadi Giyarso mengatakan pembatasan pendirian SMP tersebut masih sebatas wacana internal MKKS. Pihaknya belum mengirimkan surat secara resmi kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora).

Menurut dia, jika tidak ada pembatasan, sejumlah SMP swasta akan terkena dampaknya. Kendati demikian dia enggan menyebut usulannya ini sebagai moratorium pendirian SMP.

“Jadi ini penataan sekolah. Jika dibiarkan, sekolah swasta akan kekurangan [siswa]. Rencana pembatasan ini supaya rasio lulusan dengan jumlah sekolah bisa tetap seimbang,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (15/11/2014).

Kembang Kempis
Dia menambahkan pembatasan tersebut juga dibutuhkan untuk pemerataan pendidikan di level SMP di Kota Solo. Lagi pula, menurut dia operasional beberapa SMP kurang optimal. Saat ini, terang dia, di Solo ada 76 SMP, yang terdiri atas 27 SMP negeri dan 49 SMP swasta. “SMP yang baru berdiri juga berbeda-beda kualitasnya, kembang kempis istilahnya,” imbuh Hariyadi.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo, Aryo Widyandoko, membenarkan adanya usulan pembatasan pendirian SMP tersebut. “Kamis lalu saat diskusi masalah zonasi memang ada wacana pembatasan pendirian SMP. Tetapi, sampai saat ini kami belum mendapatkan surat apa pun dari MKKS,” kata Aryo kepada wartawan di ruang kerjanya, akhir pekan lalu.

Dia berpendapat banyaknya SMP yang baru berdiri memang berdampak pada sekolah swasta lainnya.  “Jumlah penerimaan siswa baru di sekolah negeri dan swasta juga berbeda. Bahkan ada sekolah swasta yang laku dan ada juga yang sedikit mendapatkan siswa, sehingga muncul usulan penghentian pendirian sekolah baru tersebut,” imbuh dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya