SOLOPOS.COM - ilustrasi (bisnis-jabar)

ilustrasi (bisnis-jabar)

Semarang (Solopos.com)–Sejumlah pihak merasa pesimistis target swasembada gula Jateng tahun 2013 bisa tercapai karena terkendala keterbatasan ketersediaan lahan tebu dan tingkat rendemen tebu masih rendah.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Hal ini terungkap dalam Focus Group Diskusi (FGD) Mengukur Kesiapan Jateng Menuju Swasembada Gula 2013 yang digelar Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Provinsi Jateng di Hotel Dafam Semarang,  akhir pekan kemarin.

Menurut Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kendal, Khafid Sirotudin sekarang sulit mencari lahan yang cocok untuk ditanami tebu. Pasalnya, konservasi lahan pertanian berlangsung dengan cepat misalnya digunakan untuk kawasan perumahan dan industri sehingga lahan yang ada semakin terbatas.

Lahan pertanian yang terbatas ini masih diperebutkan dengan petani komoditas lain separti bawang merah. Dia mencontohkan di Kendal petani tebu harus bersaing dengan petani bawang merah dari Brebes untuk mendapat lahan. “Kalaupun ada lahan yang cocok untuk tanaman tebu, harga sewa lahannya sangat mahal bisa mencapai Rp 10 juta per hektar,” katanya.

Kondisi ini masih diperparah dengan rendemen tabu yang dihasilkan rendah masih di bawah 7,5% sehingga pihak pabri gula (PG) enggan membelinya, kalupun terpaksa membeli dengan harga murah.
“Dengan kondisi ini secara jujur saya mengatakan swasembada gula di Jateng 2013 masih Insya Allah,” tandas anggota DPRD Jateng ini.

Nada pesimistis juga diungkapkan, Direktur PT Gendhis Multi Manis yang akan membangun PG di Blora, Kamadjaya. Menurut dia, target swasembada gula Jateng tak realitis. “Lahan tebunya tak ada, proses birokrasi pendirian PG sangat panjang sehingga target Jateng swasembada gula tahun 2013 terlalu tinggi. Kecuali berani mengubah kebijakan,” ujar dia.

Sementara Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jateng, Ir Tegoeh Wynarno Haroeno yang hadir dalam acara ini, masih tetap optimistis bisa mencapai target swasembada gula tahun 2013.
Dia kemudian memaparkan langkah dilakukan Disbun mencapai target tersebut antara lain, melakukan revitalisasi PG, penataan varitas tebu yang unggul, serta menjalin hubungan yang harmonis petani dengan PG.

Untuk mencapai swasembada gula, imbuh Tegoeh, dibutuhkan lahan seluas 67.000 hektar dengan produsksi gula sebanyak 400.000 ton. “Saat ini luas lahan telah mencapai 63.000 hektar sehingga tinggal sedikit. Kami tetap opitimistis swasembada gula bisa,” tandas dia.

Di sisi lain Ketua Komisi B DPRD Jateng, Wasiman meminta agar kebijakan swasembada gula tercapai harus didukung semua pihak. “Dewan siap mendukung anggaran yang diajukan Disbun untuk mencapai swasembada gula,” ujar dia.

(oto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya