SOLOPOS.COM - Ratusan buruh yang tergabung dalam Forum Peduli Buruh (FPB) Sukoharjo berunjuk rasa menuntut pembatalan Permenaker No 2/2022 tentang Jaminan Hari Tua (JHT) di Kantor Bupati Sukoharjo, Selasa (22/2/2022).(Bony Eko Wicaksono/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Sejarah Hari Buruh Internasional yang diperingati 1 Mei setiap tahunnya penting untuk diketahui karena mempunyai kisah perjuangan yang menarik hingga menjadi hari libur nasional di Indonesia.

Hari Buruh Internasional yang juga dikenal sebagai May Day ini kerap diperingati aksi demonstrasi untuk menyampaikan tuntutan yang berisi kesejahteraan buruh.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Apalagi di Indonesia Hari Buruh Internasional juga ditetapkan sebagai hari libur nasional atau tanggal merah di setiap tahunnya.

Mengutip informasi dari laman resmi Pemkot Solo dan RSUD Kabupaten Landak, ternyata sejarah Hari Buruh Internasional 1 Mei bermula dari aksi yang dilakukan oleh para buruh di Chicago AS pada abad ke-19 yang menuntut dipangkasnya jam kerja menjadi lebih pendek.

Kala itu kaum buruh meminta jam kerja dipersingkat menjadi delapan jam sehari yang sebelumnya 16 jam dalam sehari. Pada 1 Mei 1886, organisasi Federasi Buruh Amerika meminta pekerja di seluruh negeri untuk mogok agar tuntutan tersebut bisa digubris dan dipenuhi. Para buruh pun mengikuti arahan dari organisasi dan melakukan mogok kerja hinggga beberapa hari lamanya.

Pada awalnya demonstrasi tuntutan berlangsung kondusif, namun pada tanggal 3 Mei para polisi bentrok dengan pekerja di McCornick Reaper Works. Satu hari setelahnya, demonstrasi mengarah ke Lapangan Haymarket untuk memprotes pembunuhan yang dilakukan oleh polisi. Tindakan polisi adalah dengan membubarkan massa aksi. Kejadian yang tak terduga, ada satu orang yang melempar bom ke dalam barisan polisi. Kekacauan pun terjadi, setidaknya tujuh polisi dan delapan warga sipil tewas.

Berdasarkan sejarah Hari Buruh Internasional 1 Mei, ratusan pemimpin buruh dan simpatisan ditangkap, empat di antaranya dieksekusi dengan hukuman gantung. Pada 1889, diadakan kongres pertama di Paris oleh The International Socialist Conferences untuk memperingati peristiwa kericuhan di Haymarket di Chicago pada 1890. Peringatan ini kemudian dijadikan dasar Hari Buruh Internasional atau International Worker Day atau juga dikenal sebagai May day.

Di Indonesia sendiri, pada masa reformasi, Hari Buruh kembali rutin dirayakan di banyak kota, dan mengusung berbagai tuntutan mulai dari kesejahteraan hingga penghapusan sistem alih daya. Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie melakukan ratifikasi konvensi ILO Nomor 81 tentang kebebasan berserikat buruh. Pada 1 Mei 2013, terjadi peristiwa Hari Buruh yang penting di Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Hari Buruh sebagai hari libur nasional.

Dari tahun ke tahun, 1 Mei selalu menjadi ajang buruh untuk menuntut hak-haknya, mulai dari upah yang pembayarannya tertunda, jam kerja dan upah yang layak, hak cuti hamil, hak cuti haid, hingga Tunjangan Hari Raya (THR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya