SOLOPOS.COM - Unisri Solo akan membangun tower berlantai 10. (Dok)

Solopos.com, SOLO–Universitas Slamet Riyadi atau Unisri Solo berencana membangun tower 10 lantai untuk penambahan ruang kelas.

“Saya di sini mewakili jajaran pengurus baru dan saya melihat ada dua hal yang perlu segera diatasi, yang pertama adalah ruang kuliah yang kurang mencukupi. Hal ini terasa dari masih banyak kuliah online perlu dilakukan di Unisri walaupun kuliah offline sudah sampai malam hari. Ini karena ruang kuliahnya memang terbatas. Masalah kedua adalah parkir sepeda motor mahasiswa yang penuh dan mengganggu masyarakat sekitar, tentunya parkir ini juga perlu dibenahi,” ujar Ketua Yayasan Unisri, Sularno, pada Rabu (25/10/2023).Sularno kepada media, Rabu.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Sularno menambahkan keputusan membangun tower hadir dalam diskusi yang beberapa kali dirapatkan. Rapat para pengurus mendapatkan hasil jika lahan Unisri masih terbatas, membuat yayasan akhirnya membeli lahan sebesar 700 meter persegi di sebelah timur Jalan Sumpah Pemuda.

Lahan tersebut berhasil lunas terbayar pada Rabu (25/10/2023) dan dalam waktu dekat akan ditinjau untuk menentukan perencanaan pembangunan bangunan 10 lantai untuk ruang kuliah dan parkir. Akan ada perundingan dengan Rektor Unisri mengenai fakultas apa saja yang akan ditempatkan di tower tersebut.

Sularno berharap pembangunan tersebut bisa meningkatkan mutu dari mahasiswa dan lulusan Unisri.

Tidak hanya pembangunan fisik, Unisri juga tengah menyiapkan pendidikan karakter dalam bentuk mata kuliah tentang Slamet Riyadi.

Rektor Unisri, Sutoyo, mengatakan mata kuliah tersebut merupakan wujud komitmen lembaga menguatkan kembali karakter pahlawan nasional tersebut sekaligus mengenangnya.

“Slamet Riyadi ada di nama universitas kami dan dia merupakan pahlawan nasional dari Solo. Dia memiliki peran besar dalam Serangan Umum Empat Hari pada 7-10 Agustus 1949, sudah saatnya mahasiswa dan alumni Unisri mencontohnya dan belajar banyak darinya,” ujar dia.

Menurut dia, masih banyak perjuangan Slamet Riyadi yang dapat dicontoh mahasiswa Unisri, antara lain berjuang di usia muda yaitu hanya 18 tahun sudah memberantas separatisme di Ambon.

Kuliah Slamet Riyadi akan bernilai 1 SKS dan tidak melulu materi saja, tetapi bentuk pembelajaran yang inklusif dan mengaplikasikan 9 nilai dasar tercermin dari langkah pahlawan tersebut.

Sutoyo berharap mahasiswa dan mahasiswi Unisri akan mampu mengimplementasikan nilai-nilai tersebut di kehidupan sehari-hari. Guna melestarikan nilai-nilai luhur pahlawan nasional, Unisri juga akan menggelar upacara setiap peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya