SOLOPOS.COM - Fahri Hamzah di acara Mata Najwa bertajuk "Menteri Terjaring Lobster", Rabu (25/11/2020). (Youtube/@Najwashihab)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, menilai Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, cocok menjadi juru bicara Presiden Jokowi menggantikan Fadjroel Rachman yang kini menjabat Duta Besar RI untuk Kazakhstan.

Febri menyebut Fahri Hamzah adalah sosok yang bukan ecek-ecek.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

“Saya kira @Fahrihamzah cocok menjadi Jubir Pak Jokowi, agar bukan ecek-ecek seperti yg disampaikan di sini,” tulis Febri Diansyah di akun Twitter resminya, seperti dikutip Detikcom, Senin (25/10/2021).

Sebelumnya, Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah berharap jubir Jokowi bisa diemban Menseskab Pramono Anung.

“Menurut saya harus diperkuat ya, jadi malah saya mengharapkan Menseskab merangkap jubir itu. Karena seharusnya juru bicara itu harus punya akses kepada rapat kabinet,” kata Fahri Hamzah di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/10/2021).

Baca Juga: Fahri Hamzah dan Fadli Zon Berseberangan Gegara Jl. Kemal Ataturk 

Mencontohkan Amerika Serikat (AS), Fahri menjelaskan jubir presiden setingkat dengan menteri.

Oleh sebab itu, jabatan yang memiliki tugas mensosialisasikan program pemerintah itu tak bisa diemban figur yang setengah hati.

“Jubir itu harus ada dalam rapat kabinet. Makanya di Amerika Serikat kan jubir itu setingkat menteri, Press Secretary namanya, ya kan. Harusnya begitu. Ya juga jangan taruh figur yang ecek-ecek juga, harus betul-betul solid, supaya Presiden terbantu di dalam mensosialisasikan ide-ide pemerintah,” ucapnya.

Fahri menilai selama ini jubir Jokowi tak memiliki akses mengikuti rapat kabinet. Hal itu membuat komunikasi publik pemerintahan Jokowi kacau balau.

Baca Juga: Jubir Istana Pastikan Jokowi Cukup 2 Periode Presiden 

“Yang saya tahu selama ini jubir-jubirnya nggak ada yang punya akses ke rapat kabinet. Terus dia nyari-nyari berita sendiri di internet, terus dia baru ngomong, gitu loh. Nggak boleh,” ujarnya.

Lantas, apakah Fahri Hamzah tertarik menjadi jubir Jokowi? Fahri Hamzah menjawab dengan santai.

“Saya mau pensiun sampai 2024. Nanti 2024 kita tarung lagi,” imbuh pimpinan DPR RI periode 2014-2019 ini.

Jago Berkomunikasi

Waketum PPP Arsul Sani menilai kapasitas jubir Jokowi harus jago berkomunikasi sehingga program dan pesan Presiden dapat tersampaikan dengan baik ke publik.

“Zaman Gus Dur ada almarhum Pak Wimar Witoelar, itu saya kira juga bagus, zaman Pak SBY ada Julian Aldrin Pasha, itu juga bagus. Nah saya berharap Pak Jokowi itu kemudian menunjuk jubir apakah satu atau dua tentu berpulang menurut kebutuhan beliau kira-kira yang sosoknya itu paling tidak seperti Pak Wimar atau Pak Julian Aldrin itulah,” ujarnya.

Nama Menseskab Pramono Anung mencuat untuk menjadi jubir Presiden Jokowi. Menurut Arsul, sosok Pramono Anung cukup kapabel tapi patut diingatkan tugas Menseskab yang diemban sudah cukup berat.

“Ya itu tentu berpulang ke Presiden. Kalau kita bicara Pak Menseskab sekarang saya kira Pak Pramono itu sosok yang kapabel juga sebetulnya untuk bisa mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan pemerintahan, kebijakan-kebijakan presiden. Tetapi apakah beliau yang nanti akan merangkap karena tugasnya sebagai Menseskab itu juga cukup berat, ya biar Pak Jokowi yang mempertimbangkan,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya