SOLOPOS.COM - Anggota Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM bersama sejumlah LSM di Jogja membentangkan poster kecaman terkait peristiwa penyiraman air keras yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan di Kantor Pukat UGM, Selasa (11/4/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Novel Baswedan disebut-sebut telah diintai orang asing berhari-hari sebelum disiram dengan air keras.

Solopos.com, JAKARTA — Tim Investigasi Masyarakat Sipil menyimpulkan bahwa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sudah diintai sejak beberapa hari lalu sebelum disiram air keras pada Selasa (11/4/2017) subuh.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

“Novel keluar dari masjid di tengah jemaah belum semuanya benar-benar keluar dari masjid. Jadi Novel keluar dari masjid di tengah doa dan zikir masih berlangsung. Artinya tidak banyak jamaah yang keluar bersamaan dengan Novel,” kata anggota Tim Investigasi Masyarakat Sipil, Haris Azhar, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa.

Saat itu, kata Koordinator Kontras itu, situasi masih gelap. Pelaku yang menggunakan motor dan helm kemudian menyerang dengan air keras langsung diarahkan ke muka dan mata dengan sekali siraman.

“Novel, sesaat setelah diserang dengan siraman itu langsung membuka baju panjangnya, lari mencari air dan teriak minta tolong. Novel, saat baru disiram itu posisinya masih sendiri. Jamaah yang di dalam masjid mendengar teriakan Novel ketika teriak minta tolong, semula Novel mengira bahwa penyerang adalah tetangga yang akan menyapa Novel,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan tetangga Novel dalam beberapa hari terakhir sudah memiliki informasi bahwa ada orang-orang asing yang mencurigakan di sekitar tempat tinggalnya. “Orang-orang tidak dikenal itu sudah berada di sekitar Novel sejak berhari-hari bahkan sampai pada aktivitas ibadah salat yang dijalankan Novel,” kata Haris.

Pasca-penyerangan itu, Haris mengatakan bahwa Novel meminta istrinya melakukan hubungan telepon dengan beberapa orang, namun tidak banyak yang bisa dihubungi. Dia menduga penyerang memiliki informasi yang sangat detail atas aktivitas Novel sampai ke aktivitas personal.

“Serangan dilakukan secara profesional diarahkan secara spesifik ke arah mata dan muka Novel. Serangan dilakukan dengan terorganisir dengan pembagian tugas yang sangat spesifik,” kata Haris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya