SBY tegaskan tak setuju masa jabatan Presiden diperpanjang

Jakarta–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkomentar soal usulan Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul soal memperpanjang masa jabatannya dengan mengamandemen UUD 1945.

“Tentu ini isu yang panas,” kata SBY.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Hal itu disampaikan SBY dalam sambutannya di HUT ke-65 MPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (18/8).

SBY mengatakan, usulan yang digelontorkan itu bisa jadi mengarah ke dirinya. Bisa saja, rakyat berpikiran, usul itu sengaja digelontorkan karena keinginan SBY.

“Tadi staf khusus saya memberitahu hari ini ada berita menghebohkan masuk ke media online, Twitter, tentang usulan dari satu dua kelompok untuk tidak lagi membatasi masa jabatan Presiden,” kata SBY.

“Tentu ini isu yang panas karena pasti yang dituduh, jangan-jangan ini SBY yang punya mau. Oleh karena itu di bulan ini saya ingi memberi penjelasan langsung supaya tidak masuk angin. Karena negara ini kreatif untuk menggoreng, memutar,” lanjut SBY.

Dengan tegas, SBY menyatakan tidak sependapat dengan usulan itu. SBY bercerita, dirinya adalah satu orang yang mendorong masa jabatan presiden dibatasi.

“Oleh karena itu Bismillahirahmanirrahim, saya akan jelaskan. Ketika pikiran itu digodok (membatasi masa jabatan), saya Ketua Fraksi ABRI, saya pelaku utama dan terlibat langsung. Saya aktif mendorong masa jabatan presiden dibatasi,” kata SBY.

“Jadi apakah mungkin masa jabatan yang telah tepat, diubah? Maka semua sependapat untuk menolak dan menentang pikiran itu,” ujar SBY.

Sebelumnya, jubir Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul siap menggalang dukungan untuk mengamandemen UUD 1945.

Utamanya pasal mengenai masa jabatan presiden yang dua periode. Hal itu dilakukan agar SBY bisa menjabat lagi sebagai presiden.

dtc/nad