SOLOPOS.COM - Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan bersilaturahmi ke rumah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Sabtu (22/4/2023) malam, dan mendapatkan wejangan dari Susilo Bambang Yudhoyono. (Istimewa/Instagram Anies Baswedan)

Solopos.com, JEMBER — Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kecewa berat setelah anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono tak digandeng Anies Baswedan sebagai calon wakil presiden.

SBY mengungkap ada tawaran membentuk koalisi baru yang terdiri atas Partai Demokrat, PKS, dan PPP untuk maju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Tawaran itu, kata SBY, disampaikan oleh seorang menteri aktif di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

“Kita juga tahu seorang menteri, sekarang ini, menteri masih aktif dari kabinet kerja pimpinan Presiden Jokowi, secara intensif melakukan lobi, termasuk kepada Partai Demokrat dengan menawarkan mengajak membentuk koalisi yang baru, koalisi Demokrat, PKS, dan PPP. Yang bersangkutan mengatakan yang disampaikan itu, inisiatif ini sudah sepengetahuan Pak Lurah. Kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya,” kata SBY saat memberi arahan dalam Sidang Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).

SBY saat itu tidak menyebut nama menteri yang dia maksud.

Beberapa pengurus dan kader senior Demokrat juga menolak menjawab pertanyaan terkait dengan nama menteri tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, SBY juga mengungkap ada tawaran-tawaran bergabung dari kelompok bakal calon presiden lainnya, yaitu dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Pertemuan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani membahas tawaran kerja sama itu.

“Yang kedua, Pak Prabowo datang ke Pacitan menemui saya dan menyampaikan juga ajakannya,” kata SBY.

Ia menilai ajakan-ajakan yang ditawarkan oleh pihak Ganjar dan Prabowo merupakan cara-cara berpolitik yang baik, sah, dan terbuka.

“Itu dibenarkan dalam demokrasi dan dunia politik. Ajakannya saya dengarkan juga tulus dan serius. Dilakukan dengan terbuka, publik juga tahu. Ini ‘kan baik untuk transparansi politik dibandingkan manuver bawah tanah yang penuh misteri,” kata mantan Presiden RI itu.

Namun terlepas dari tawaran-tawaran itu, SBY mengusulkan Demokrat sebaiknya tidak langsung memutuskan sikapnya, tetapi menunggu sampai situasi tenang.

“Menurut pandangan saya, hari ini, besok atau lusa, belum saatnya kami ambil keputusan ke mana Demokrat akan bergabung atau capres mana yang kami dukung. Saya pikir, belum saatnya,” kata dia.

SBY memimpin Sidang Majelis Tinggi Demokrat didampingi oleh Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulungnya yang juga Ketua Umum Demokrat dan Wakil Ketua Majelis Tinggi, kemudian Andi Alfian Mallarangeng yang merupakan Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat.

Andi Mallarangeng lantas menyampaikan dua poin hasil Sidang Majelis Tinggi Partai.

Dua poin penting itu yakni Demokrat secara resmi mencabut dukungan untuk Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden, dan Demokrat juga resmi keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya