SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Presiden SBY menilai pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) yang meminta partai beringin menjadi oposisi, ganjil. Bagi SBY, Golkar seharusnya tidak beroposisi.

“Kalau pemerintah ini sampai 20 Oktober, harusnya Golkar tidak beroposisi. Ini ganjil,” kata SBY di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/10).

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

SBY menilai, pernyataan JK bertentangan dengan UUD 1945 pasal 4 ayat 1 dan 2, yang menyatakan dalam melakukan kewajibannya, presiden dibantu wapres. JK yang masih menjadi wapres hingga 20 Oktober diingatkan untuk menghormati kesepakatan koalisi hingga pemerintahan berakhir.

“Saya kira Wapres menghormati dan saya yakin Pak JK tahu hal itu. Kebersamaan ini sampai 20 Oktober mendatang,” ujar dia.

SBY mengaku lebih senang bila Partai Golkar masuk pemerintahan. Namun demikian, SBY akan menghormati apapun nanti pilihan politik Partai Golkar apakah mau oposisi atau ingin bersama 5 tahun mendatang.

“Kalau beroposisi dengan pemerintah, pemerintah kan ada pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Koreksi tidak dalam oposisi pun sebenarnya bisa dilakukan, bisa melalui NGO atau pun LSM,” kata SBY.

Jika Golkar pilih oposisi, SBY mengingatkan Golkar agar berani mengontrol para kepala daerah yang banyak berasal dari partai berlambang beringin tersebut.

“Perlu diingat, sampai sekarang saya tetap menghormati Golkar dan setelah 20 Oktober mendatang, terserah, saya menghormati” lanjut dia.

dtc/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya