SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bogor–Beberapa waktu yang lalu mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Banyak wacana yang menyebutkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas itu adalah tanggung jawab JK sebagai penggagas. Namun SBY menegaskan tak ada yang salah dengan kebijakan itu.

“Kemarin mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla datang menemui saya. Barangkali ada wacana-wacana yang menyalahkan. Saya katakan tidak ada yang salah dengan kebijakan itu, ketika saya menjadi Presiden dan Wakilnya Pak Jusuf Kalla. Bahwa ada masalah-masalah akibat dari kebijakan yang tidak keliru itu kita perbaiki,” ujar SBY.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Hal itu disampaikan SBY dalam sambutan Rapat Kerja III Presiden RI dengan Para Menteri dan Gubernur se-Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (5/8).

Dulu, imbuhnya, tidak terpikirkan setelah program berjalan akan ada masalah. Kebijakan konversi itu tidak keliru, bisa menghemat anggaran besar jika dipastikan pelaksanaannya baik.

Agar kecelakaan tabung gas 3 kg tidak terjadi, SBY meminta pihak terkait, yaitu menteri hingga Pertamina dan masyarakat memastikan tabung, selang, gas hingga baunya. Pertamina diminta mengontrol dengan ketat agar tidak terjadi pengoplosan.

“Dan pengawasan berulang ulang. Pertamina dan jajarannya harus punya kendali ketika pengisian. Pengoplosan harus dicek karena selisih harga antara elpiji 12 kg dan 3 kg, pengawasan tapi juga solusi agar tidak terjadi pengoplosan,” tegasnya.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya