SBBI-JBBI 2015 dianugerahkan kepada brand terbaik di Solo dan Jogja.
Solopos.com, SUKOHARJO — Naluri seorang pebisnis harus mampu melihat celah untuk dijadikan peluang yang menguntungkan. Jangan sampai pebisnis cepat puas dan terlena dengan kesuksesan yang selama ini dicapai.
Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan
Hal itu disampaikan James Gwee kepada Menurut Gwee, dalam dunia bisnis pasti ada ancaman dan peluang. Pelaku bisnis pun tak akan pernah tahu kapan kedua hal tersebut akan datang dan mengancam usaha mereka. “Tetapi, yang namanya pengusaha harus memiliki naluri untuk melihat peluang. Kalau sudah mentok itu namanya bukan pengusaha,” ujar dia. James menuturkan ancaman datang saat pelaku bisnis terlena. Tak heran bisnis seseorang hancur akibat kelalaian dan tidak pernah mengoreksi diri sendiri. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya jika pelaku bisnis melakukan riset terhadap diri sendiri dan kompetitornya. “Tetapi jangan ditiru harga maupun produknya, melainkan tiru prosesnya,” kata dia.
Sementara, kepada seratusan peserta yang hadir, James sempat memberikan contoh mencari peluang bisnis melalui pembalap. Menurut dia, membalap di jalan yang lurus sudah menjadi hal yang biasa. Namun, membalap pada tikungan adalah hal sangat sulit. “Kalau lurus menyalip, itu enggak usah memakai keterampilan tinggal tancap gas tergantung kekuatan mesin. Tetapi, membalap di tikungan itu paling seru. Sebab, sekencang apa pun mesti di tikungan harus slow down. Itu tergantung nyali, karena banyak risikonya,” kata dia. Menurut James, pebisnis harus mampu memanfaatkan celah dengan risiko apa pun untuk mendapatkan peluang. Hal itu, kata dia, bisa menjadi kunci kesuksesan seseorang.