SOLOPOS.COM - Ilustrasi lokasi pelaksanaan Salat Id PDM Solo. (Dok)

Solopos.com, YOGYAKARTA – Warga Muhammadiyah akan melakukan Salat Id 1 Syawal 1444 H pada Jumat (21/4/2023).

Sesuai syariat Islam, Salat Id diutamakan digelar di tanah lapang dan bukan di masjid.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Dikutip Solopos.com dari muhammadiyah.or.id, Selasa (18/4/2023), berdasarkan keterangan hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah S.A.W. melaksanakan salat Id di lapangan terbuka yang disebut dengan musala (tempat salat).

Dari Abu Sa’id al Hudriy berkata: “Bahwa Rasul S.A.W. keluar pada Idulfitri dan Iduladha ke al mushala (tanah lapang). Hal pertama yang dilakukan adalah salat. Setelah selesai beliau berdiri menghadap para jamaah, sementara mereka duduk bersaf, lalu beliau memberi nasihat, berwasiat dan memerintah mereka. Apabila beliau hendak berhenti, maka berhenti dan bila memerintah sesuatu, maka langsung memerintahkannya, kemudian selesai.” (H.R. Bukhari).

Nabi S.A.W. tidak pernah melaksanakan salat id di masjid, kecuali karena terjadi hujan.

Hal itu berdasarkan hadis,“Dari Abu Haurairah bahwa mereka (para sahabat) pada suatu hari raya mengalami hujan, lalu Nabi S.A.W. melakukan salat bersama mereka di mesjid. [HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim. Ia (al-Hakim) mengatakan: Ini adalah hadis sahih sanadnya (Al-Mustadrak, I:295, “Kitab al-‘Idain)].

Setelah memilih lapangan, umat Islam diperkenankan untuk melaksanakan salat Id.

Salat Id dikerjakan setelah matahari terbit dan berketinggian dua kali panjangnya penggalah (kurang lebih 6 m).

Diriwayatkan dari Jundub (dilaporkan bahwa) ia berkata: “Adalah Nabi S.A.W. melakukan Salat Idulfitri bersama kami ketika matahari setinggi dua penggalah dan Iduladha ketika matahari setinggi satu penggalah.” [HR. Ahmad]

Salat Id dilakukan sebanyak dua rakaat, dengan cara bertakbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua.

Tidak ada bacaan-bacaan tertentu yang dituntunkan Nabi S.A.W. di sela-sela takbir-takbir tersebut.

Hal itu berdasarkan hadis riwayat Katsiir bin ‘Abdillah, “Bahwa Nabi S.A.W. pada salat dua hari raya bertakbir tujuh kali untuk rekaat pertama sebelum membaca (Al Fatihah) dan bertakbir lima kali pada rekaat kedua juga sebelum membacanya.” (HR. Tirmidzi).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya