Solopos.com, JAKARTA – Pendeta Hendri Tan mengingatkan koleganya, Saifuddin Ibrahim, untuk berhenti membuat konten yang menghina agama Islam.
Sebagai sesama warga negara Indonesia, Hendri Tan mengajak semua elemen bangsa untuk bersatu dan bertoleransi terhadap agama lain.
Promosi Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat tapi Prospektif
Hingga saat ini, Saifuddin Ibrahim yang berada di Amerika Serikat terus membuat konten di kanal Youtubenya yang berisi hinaan terhadap agama Islam.
“Alquran itu kitab sakral bagi umat Islam, seperti Injil bagi umat Kristen. Jangan mengobok-obok Alquran karena itu menista agama lain,” ujar Hendri Tan di salah satu kanal Youtube Ps HTD for Universe, seperti dikutip Solopos.com, Kamis (2/6/2022).
Baca Juga: Polri Beri Sinyal Tak Bisa Tangkap Saifuddin Ibrahim
Menurut Hendri Tan, terhadap kitab suci dan ajaran agama lain seharusnya seorang Kristen bertoleransi dengan tidak mengusiknya.
Namun dengan sesama ajaran Kristen, pemeluknya bisa berdiskusi dalam konteks saling mengingatkan jika ada yang dirasa keliru.
“Kita Indonesia, kita Pancasila. Kita saling menghargai, saling menghormati. Tidak boleh saling menghujat, terhadap keyakinan lain itu harus saling toleransi,” lanjut dalam konten berjudul “CARA ATASI ISLAMPHOBIA” itu.
Baca Juga: Youtube Sempat Diblokir, Saifuddin Ibrahim: Saya Live Sampai Kiamat
Hendri Tan mengatakan, jika setiap orang mengedepankan toleransi maka tidak akan ada orang yang alergi terhadap Islam atau islamphobia.
Hingga saat ini, kanal Youtube Saifuddin Ibrahim masih eksis kendati isinya terus menerus menghina ajaran Islam dan Nabi Muhammad.
Kanal tersebut sempat tidak bisa diakses namun hanya berlangsung sepekan setelah itu aktif lagi.
Saifuddin Ibrahim kini berstatus buronan Polri setelah ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama.
Baca Juga: Saifuddin Ibrahim Buat Video Permintaan 300 Ayat Alquran Dihapus di AS
Mantan pengajar di Ponpes Az Zaytun Indramayu, Jawa Barat itu menjadi tersangka setelah meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat dalam Alquran karena dianggap mengajarkan kekerasan.
“Menteri Agama kok disuruh menghapus ayat Alquran. Kan Alquran itu bikinan Allah, berarti Menteri Agama disetarakan dengan Tuhan. Ini kan mengobok-obok ajaran agama orang lain. Ini jelas penistaan agama,” tandas Hendri Tan.