SOLOPOS.COM - Suasana kerusuhan suporter saat pertandingan Persis Solo melawan Martapura FC pada Babak Delapan Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Manahan, Solo, Rabu (22/10). Kerusuhan tersebut dipancing ketidak tegasan kepemimpinan wasit Ahmadi Jafri selama pertandingan. Sementara hasil pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut membuat peluang Persis Solo lolos ISL semakin menipis. (JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)

Solopos.com, BOYOLALI — Joko Riyanto alias Precil, 39, yang tewas setelah kerusuhan suporter dalam pertandingan Persis Solo vs Martapura FC di Stadion Manahan, Rabu (22/10/2014), adalah penonton setia pertandingan Persis Solo. Hampir setiap pertandingan, Joko selalu menonton bersama putrinya, kecuali dalam pertandingan Rabu lalu itu.

Kakak sepupu korban, Kiswanto, 41, mengatakan pihak keluarga sama sekali tidak menyangka kematian Joko begitu cepat. Kiswanto mengaku dari sejumlah anggota keluarga tidak ada yang mendapat firasat atau prasangka Joko meninggal di stadion. Meski korban selama ini, lanjut dia, dikenal sebagai orang yang gemar bermain sepak bola antar kampung (tarkam) serta menjadi Pasoepati yang selalu menyempatkan diri hadir menonton pertandingan Persis.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

“Biasanya kalau pergi nonton sepak bola, terutama Persis Solo, Joko pasti mengajak putrinya [Fatmawati Galuh Saputri] yang masih duduk di kelas 2 SMP [Sekolah Menengah Pertama], tetapi kemarin slamet [selamat], anaknya itu tidak mau ikut. Ya, tapi memang tidak ada anggota keluarga yang merasakan firasat [kematian Joko],” kata Kiswanto saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis pagi.

Tempat tinggal Joko di Jl. Singoprono, Dukuh Ngaliyan, Desa Pelem, Kecamatan Simo, Boyolali, pun ditutup sejak pagi. Sejumlah aparat kepolisian dan Koramil Simo juga hadir untuk turut berbelasungkawa serta berjaga di sekitar rumah duka.

Sehari-hari, Joko bekerja dengan membuka usaha rental play station (PS) tersebut, tiba di rumah duka sekitar pukul 08.30 WIB. Saat jenazah Joko Riyanto datang, sang istri, Retno Sri Lestari, tidak henti menangis sembari memanggil nama suaminya itu.

Sementara itu, saat Solopos.com mencoba berbincang dengan Retno, dirinya menolak karena masih merasa terpukul karena tidak percaya suaminya telah terbujur kaku dihadapannya itu. Jenazah lantas disemayamkan di rumah duka yang berada di sekitar 100 meter barat Mapolsek Simo sembari menunggu pemakaman di tempat pemakaman umum (TPU) setempat.

Ironisnya, kabar kematian Joko saat itu belum sampai ke ibunda korban. Meski rumahnya tidak jauh, keluarga sengaja menyembunyikan kabar duka kepada ibu korban lantaran mengalami penyakit jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya