SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Washington–
Para perunding Rusia dan Amerika Serikat melakukan perundingan produktif dan mencapai perjanjian perlucutan senjata nuklir baru.

Kantor kepresidenan AS itu menambahkan pihaknya “gembira dengan adanya kemajuan” tersebut.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Moskow dan Washington terikat dalam perundingan-perundingan untuk menggodok perjanjian baru, guna menggantikan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START), yang ditandatangani pada 1991, sebelum bubarnya Uni Sovyet, dan telah habis masa berlakunya 5 Desember.

“Kami gembira dengan adanya kemajuan itu dan berharap perundingan akan dilanjutkan pada saat kami mengatasi perincian akhir,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Michael Hammer.

Penasehat Keamanan Nasional, James Jones, dan pimpinan Kepala Staf Gabungan Laksamana Mike Mullen bergabung selama dua hari dalam perundingan tertutup di Moskow dengan timpalan mereka dari Rusia, Hammer menambahkan, dalam pernyataannya.

Mereka “menyelenggarakan perundingan yang produktif dengan Jenderal Nikolay Makarov, kepala Staf Umum Angkatan Darat Rusia, para pejabat senior militer Rusia, dan tim perunding START Rusia.”

Perundingan-perundingan itu “membahas upaya yang sedang berlangsung untuk menyelesaikan perjanjian START, di samping masalah keamanan lain, termasuk soal Afghanistan, Iran, pertahanan rudal dan keberlanjutan kerja sama AS-Rusia di berbagai bidang yang menjadi kepentingan bersama.”

Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan pada awal bulan ini bahwa kedua pihak telah membuat kemajuan “penting” ke arah tercapainya perjanjian perlucutan senjata nuklir baru.

Para perunding dari kedua pihak sejauh tersebut gagal menyepakati pengganti itu.

Meskipun perundingan gencar diselenggarakan di Jenewa, para pejabat tak bisa menyelesaikannya sebelum liburan Natal, berkaitan dengan adanya ketidaksepakatan pada masalah-masalah seperti jumlah alat angkut dan pengawasannya.

Presiden AS Barrack Obama dan timpalannya dari Rusia telah menetapkan sasaran pengurangan cadangan hulu ledak nuklir sampai antara 1.500 dan 1.675 untuk tiap negara.

Kedua presiden juga sepakat bahwa jumlah kapal yang bisa mengangkut hulu ledak nuklir harus dibatasi antara 500 sampai 1.100.

AS mengatakan baru-baru ini bahwa pihaknya memiliki sekitar 2.200 hulu ledak nuklir, sedangkan Rusia diyakini memiliki sekitar 3.000.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya