SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi (10/8), merosot 26 poin karena pelaku pasar aktif melepas rupiah setelah menteri keuangan menyatakan apresiasi rupiah saat ini terlalu kuat sehingga Indonesia tidak kompetitif.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp 8.950-Rp 8.960 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 8.924-Rp 8.934 per dolar.

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan, pelemahan rupiah saat ini merupakan yang paling besar dibanding sebelumnya akibat aktifnya pelaku melepas rupiah.

Aktifnya pelaku pasar itu, kata Edwin, setelah Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan bahwa apresiasi rupiah saat ini terlalu kuat sehingga Indonesia tidak kompetitif. Ia juga mengatakan, penguatan rupiah akhir-akhir ini membuat produk ekspor Indonesia di pasar ekspor kurang memiliki daya saing.

Menurut dia, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah berusaha kembali mendorong nilai tukar rupiah agar daya saing cukup kuat, meski saat ini masih belum diupayakan. Kondisi nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terlalu kuat maka ekspor dari Indonesia akan mengalami tekanan. Dengan penguatan rupiah maka keuntungan yang diperoleh eksportir juga mengalami penurunan, katanya.

Edwin Sinaga mengatakan, posisi rupiah dinilai masih cukup aman, karena posisi di bawah angka Rp 9.000 per dolar, bahkan apabila rupiah dipaksakan untuk kembali ke level Rp 9.000 per dolar juga masih bagus.

“Posisi rupiah yang paling ideal berada pada kisaran Rp 8.975-Rp 9.000 per dolar,” ujarnya.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya