SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA– Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, awal pekan ini bergerak melemah lima poin menjadi Rp9.445 dibanding posisi sebelumnya Rp9.440 per dolar AS.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, Senin (23/7/2012), mengatakan pelemahan rupiah ini dipicu dari kondisi Eropa yang masih belum menunjukan pemulihan dari krisis utangnya.

“Yunani kembali menjadi perhatian, rupiah kembali tertekan dipicu kondisi Uni Eropa (UE) yang belum menunjukkan perbaikan,” katanya.

Ia menambahkan, kreditur Yunani dan Komisi UE, Bank Sentral UE, dan Dana Moneter Internasional (IMF) akan mendatangi Yunani untuk melakukan evaluasi terhadap kewajiban atas dana talangan dengan total senilai 240 miliar euro itu dapat terpenuhi atau tidak.

“Sebagian pemimpin UE meragukan Yunani dapat memenuhi kewajiban tersebut,” jelasnya.

Ia menambahkan, dana talangan berikutnya diperkirakan cair akhir Agustus, namun hal itu tergantung pada hasil evaluasi Yunani apakah memenuhi kewajiban dana talangan pada 24 Juli besok. “Investor masih mewaspadai kemungkinan Yunani gagal memenuhi komitmen,” ujarnya.

Analis Milenium Danatama Sekuritas Abidin menambahkan, masih cukup kuatnya sentimen negatif global terutama dari Eropa akan membuat nilai tukar rupiah berada dalam tren bearish (pelemahan) seiring dengan mata uang berisiko lainnya.

“Nilai tukar berisiko untuk terkoreksi mungkin tidak bisa dihindarkan terutama dengan kondisi Eropa yang belum ada kepastian penanganan krisis serta mata uang euro yang masih rapuh,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya