SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA — Meski beberapa tahun terakhir ini apartemen atau kondominium dan rumah susun(rusun) mulai banyak dibangun di Jogja, namun rumah tapak atau landed house masih mendominasi penjualan.

Ketua DPD Real Estate DIY Remigius Edy Waluyo mengungkapkan masyarakat di DIY masih
memilih rumah tapak daripada tinggal di bangunan bertingkat.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Budaya masyarakat Jogja masih saat ini memang masih landed housing,” ujarnya, Selasa(15/1/2013).

Untuk itu, lanjutnya, saat ini hampir 90% properti di DIY merupakan rumah tapak sedangkan bangunan seperti apartemen atau rusun hanya ada sekitar 10% dari total bangunan properti yang ada di DIY.

Namun ke depannya, mau tidak mau karena keterbatasan lahan di DIY dan harga tanah yang makin tidak realistis, masyarakat pasti akan memilih hunian ke atas.

“Rumah tapak itu sangat dipengaruhi harga tanah, beda dengan hunian ke atas. Untuk itu, ke depannya jika harga tanah di Jogja makin tak realistis, hunian ke atas makin akan dilirik pengembang maupun konsumen,” jelasnya.

Sementara itu, ia menambahkan saat ini dominasi pasar properti di DIY masih rumah-rumah tapak menengah ke atas dengan harga sekitar Rp150 hingga Rp500 juta. Sedangkan untuk tipe yakni tipe 45.

“Untuk rumah diatas Rp1 miliar memang sudah banyak, namun permintaannya tak setinggi rumah menengah,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya