SOLOPOS.COM - Putri Sultan HB X, GKR Hayu bersama suaminya, KPH Notonegoro. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com-GKR Hayu dan KPH Notonegoro mulai menjalani prosesi pernikahan. Apa yang mereka lakukan di sela-sela acara tersebut, berikut laporan wartawan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Pamuji Tri Nastiti.

Pasangan calon pengantin Kraton Ngayogyakarta, GKR Hayu dan KPH Notonegoro sama-sama suka bermain gestur muka dan tampak dalam beberapa kesempatan rangkaian hari pertama Dhaup Ageng. Putri keempat Sultan HB X dan GKR Hemas itu, memang dikenal sebagai sosok ceria, tomboi dan ceplas-ceplos dengan tawa lebar.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Adik calon pengantin putri bernama kecil Nurabra Juwita, GKR Bendara menuturkan, sifat ceria dan apa adanya sangat khas pada diri kakaknya. “Mbak Abra memang tomboi, ceplas-ceplos dan itu memang sudah karakternya dia, orangnya cuek,” ujarnya, Senin (21/10).

Pada kesempatan mengikuti prosesi siraman dan kerik rambut persiapan rias, senyum lebar GKR Hayu seringkali muncul. Pun demikian saat siraman, senyum dan ucapan terima kasih atas doa yang dipanjatkan selalu ia ucapkan, di sela-sela senyum lebarnya.

Yang menarik, saat Hayu mengikuti proses kerik rambut oleh perias Tienuk Riefki dan GKR Hemas, dua kali Hayu mengedipkan mata genit pada kerabatnya dengan mimik muka kemayu diakhiri senyum lebar.

Hal yang sama juga tampak dilakukan KPH Notonegoro sesaat sebelum nyantri. Pantauan JIBI mendapati KPH Notonegoro mengedipkan mata kanan kepada salah satu kenalan yang dilihatnya di depan Magangan atau pintu masuk kraton dari kompleks belakang.

Setelah itu, Notonegoro bersama orangtuanya, Kolonel Kavaleri (Purn) Sigi Mahmud dan Raden Ayu Nusye Retnowati berbalik arah membelakangi Kraton dan menghadap ke selatan untuk memberi salam kepada masyarakat yang sengaja berkumpul untuk melihat calon mempelai pria setelah turun dari kereta.

Sebelumnya, calon keluarga besan datang dari Dalem Mangkubumen menaiki kereta Kus Gading dan Puspoko Manik dengan masing-masing ditarik dua kuda. Selain itu, dua kereta diiringi sebanyak 26 kuda dari datasemen komando kavaleri berkuda, pusat pelatihan dan pendidikan TNI AD.

Di sisi lain, kamar tempat KPH Notonegoro nyantri selama sehari sebelum ijab qobul dihias oleh calon kakak ipar, GKR Condrokirono dan GKR Maduretno.
Keduanya merupakan putri kedua dan ketiga Sultan HB X dan GKR Hemas yang mendapat tugas untuk memimpin rangkaian prosesi acara di Kagungan Dalem Gedhong Srikaton dan Kagungan Dalem Gedhong Purworukmi di kompeks Kasatriyan.

“Sama seperti di Sekar Kedhaton, di Kasatriyan juga ada acara hias kamar calon pengantin yang dilakukan para putri, dua kamar masing-masing dihias Condrokirono dan Maduretno bersama para utusan dalem,” kata GKR Pembayun.

Sesaat setelah siraman, KPH Notonegoro berganti busana menggunakan kain jarit motif Sidoluhur dan selimut kain Sidoasih dengan makna yang bersangkutan mulia berbudi luhur dan penuh cinta kasih.

Cincin
Cincin untuk pernikahan GKR Hayu menggunakan batu permata warna biru yang merupakan pemberian KPH Notonegoro. Pemilik Elegance Jewelry, Lilies, saat dihubungi memastikan cincin pernikahan putri keempat Sultan itu menggunakan cincin emas dengan batu permata warna biru.

“Untuk cincin hanya menambah sedikit desain saja, menambah permata, kalau batu hiasnya warna biru dari Mas Angger, mungkin waktu pacaran ngasihnya,” katanya, Senin.

Elegance selama ini menjadi langganan kerabat Kraton untuk membuat, menyepuh hingga memperbaiki perhiasan.

Menurut Lilies, perhiasan pengantin putri kali ini tidak dibuat terlalu banyak karena hanya menambah desain untuk cincin dan menyiapkan bros serta giwang sesuai dengan desain cincin.

Selama ini, Lilies biasa menerima pesanan GKR Hemas untuk menyiapkan perhiasan putri-putrinya. “Bu Ratu [GKR Hemas] biasanya pesan perhiasan kembar untuk para putri, tidak selalu baru kadang hanya menyepuh atau mendesain ulang perhiasan lama,” tuturnya.

Pada perhelatan agung kali ini, perhiasan para putri kraton selain pengantin merupakan perhiasan yang telah dipesan lebih dari dua tahun lalu, karena sedianya GKR Hayu akan menikah berbarengan dengan adiknya, GKR Bendara tepat dua tahun lalu.

Karena perhiasan sudah ada, maka kali ini kakak beradik putri Sultan hanya membersihkan dan menyepuh ulang perhiasan untuk dikenakan pada pahargyan agung. Elegance juga dipercaya membersihkan perhiasan-perhiasan kraton yang dipergunakan pengantin selama prosesi.

Selain menyuci perhiasan, pihaknya dipercaya untuk menyepuh logam pada kereta yang akan dipergunakan Sultan HB X dan GKR Hemas saat kirab menuju Kepatihan, pada 23 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya