SOLOPOS.COM - Screenshot Video Bikinan Jurnalis Australia soal Ritual Seks Gunung Kemukus (dailymail.co.uk)

Solopos.com, SOLO – Bagi warga Jawa Tengah, khususnya Soloraya, Gunung Kemukus bukan tempat yang asing di telinga. Namun, kini media Australia, SBS, membuat sebuah tayangan liputan mendalam mengejutkan mengenai ritual seks gunung yang kerap dijalani warga Jawa di Gunung Kemukus, Sragen.

Jurnalis Australia, Patrick Abboud, dalam laporannya yang disiarkan acara Dateline Stasiun TV SBS, berhasil mengungkap kehidupan yang luar biasa di atas gunung. Dia mengatakan para peziarah kerap melakukan pesta seks terselubung.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Abboud mengatakan ritual aneh yang dijalankan yakni peziarah harus melakukan hubungan seks tujuh kali dengan orang asing berturut-turut setiap Jumat Kliwon.

“Ini cerita yang cukup aneh. Beberapa tahun yang lalu saya membaca sebuah artikel tentang hal itu dan ingin mempelajari lebih dalam, butuh beberapa saat untuk sampai ke sana,” katanya dikutip Solopos.com dari Dailymail, Rabu (19/11/2014).

Dailymail sendiri memuat artikel tentang ritual seks ini dengan judul Welcome Sex Mountain, Remote Religious Site: People Sex Strangers Bring Good Fortune (Selamat Datang di Gunung Seks, Situs Religi Terpencil: Bercinta dengan Orang Asing Membawa Keberuntungan).

“Yang lebih mengejutkan betapa banyak ribuan orang, bahkan mencapai hingga 8.000 pada malam sibuk menggelar pesta seks berbarengan,” kata Abboud. “Sulit untuk memahami itu, setelah berada di sana, butuh beberapa pekan untuk mencernanya.”

Ritual kuno ini berasal dari abad ke-16 dan merupakan pertemuan rutin orang yang mempercayai ritual seksual di tempat itu akan membawa keberuntungan. Dari pria yang sudah menikah, ibu rumah tangga, pejabat pemerintah, hingga pelacur, ikut melakukan pesta seks.

Dia bercerita jika ritual itu diawali saat seorang pangeran muda berselingkuh dengan selir atau  ibu tirinya. Dari sana, mereka mengasingkan diri ke gunung dan melakukan hubungan seks.  “Ada sebuah tempat suci di sana. Jika mempercayainya maka akan membawa keberuntungan,” ujarnya.

Abboud menyebut itu merupakan ritual asli orang Jawa dan tidak terkait dengan agama apa pun yang berkembang di Indonesia, termasuk Islam.

Kata Peneliti UGM

Kendati menurut pengajar di Universitas Gadjah Mada, Koentjoro Soeparno, yang telah meneliti ritual tersebut selama 30 tahun, mengakui hal itu merupakan paradoks dan perbuatan hipokrit. Sebab, sehari-hari para peziarah ini tetap beribadah.

Selain itu, di dekat tempat ritual tersebut, juga berdiri sebuah masjid. Namun, di samping tempat ibadah, justru terjadi perselingkuhan.

“Agama Islam melarang perbuatan itu. Tetapi, mereka tetap melakukan hal tersebut, karena hanya keuntungan yang dilihat, sehingga pondasi agamanya ditinggalkan,” kata Koentjoro yang turut dimintai komentarnya oleh Abboud.

Koentjoro turut menyoroti tumbuh suburnya aksi prostitusi di Gunung Kemukus tiap ritual tersebut tiba. Bagi para peziarah yang tidak bisa melakukan hubungan intim dengan sesama peziarah lainnya mereka bisa menggunakan jasa para pekerja seks itu.

Abboud mengatakan pemerintah setempat mengetahui adanya ritual tersebut. Sebab, ada petugas khusus yang diminta untuk mengawasi ritual itu. Menurut petugas yang ditemui Abboud, ritual seks tidak diwajibkan oleh si juru kunci.

“Itu hanya maunya orang itu sendiri. Para peziarah kan seharusnya kalau datang kemari harus dengan hati dan tubuh yang bersih,” kata petugas penjaga Gunung Kemukus.

Saking ramainya para peziarah, pemerintah setempat kemudian mengenakan biaya sebesar Rp10.000 untuk sekali berkunjung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya