SOLOPOS.COM - Gunung Kemukus Sragen (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN – Tuntutan penutupan tempat-tempat prostitusi terselubung di Gunung Kemukus muncul dari kalangan DPRD Sragen. Mereka meminta Pemkab setempat bersikap tegas terhadap praktik seks bebas di objek wisata ziarah itu.

“Tutup prostitusi di Gunung Kemukus. Pemkab harus tegas bersikap. Apalagi persoalan ini sudah menjadi perhatian dunia internasional,” tandas Wakil Ketua DPRD Sragen dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dedy Endriyatno, saat ditemui wartawan di Gedung DPRD setempat, Senin (24/11/2014). (baca: MUI Desak Pemkab Tutup Prostitusi Kemukus)

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Dia mengatakan persoalan prostitusi terselubung di Gunung Kemukus sudah terjadi puluhan tahun. Dibutuhkan iktikad baik kepala daerah untuk menutup praktik prostitusi. (baca: Ritual Gunung Kemukus Disorot Media Australia)

Pendapat senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Sragen dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Haryanto, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin.

“Saya sendiri belum tahu persis praktik prostitusi di sana [Gunung Kemukus]. Tapi kabar yang beredar memang seperti itu, ada ritual hubungan seks,” kata dia.

Haryanto berencana meminta Komisi IV DPRD yang membidangi pariwisata untuk menelisik kondisi sebenarnya wisata Gunung Kemukus. (baca: Itu Bukan Ritual Tapi Prostitusi Terselubung)

Di sisi lain berdasar penelusuran beberapa bulan lalu, praktik prostitusi terselubung marak terjadi di rumah-rumah hiburan di sekitar makam Pangeran Samudro.

Puluhan rumah hiburan berkedok tempat karaoke, dan warung makan tersebar di objek wisata Gunung Kemukus. Di setiap rumah hiburan itu terdapat pekerja seks komersial (PSK).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya