SOLOPOS.COM - Kepala LIPI Lukman Hakim (kedua dari kiri) menemani Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta saat melihat simulasi pergerakan lempeng penyebab gempa dalam sebuah pameran LIPI beberapa waktu lalu, Saat ini baru 1 persen hasil riset LIPI yang dimanfaatkan oleh industri nasional. (nationalgeographic.co.id)

Kepala LIPI Lukman Hakim (kedua dari kiri) menemani Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta saat melihat simulasi pergerakan lempeng penyebab gempa dalam sebuah pameran LIPI beberapa waktu lalu, Saat ini baru 1 persen hasil riset LIPI yang dimanfaatkan oleh industri nasional. (nationalgeographic.co.id)

JAKARTA – Hasil riset dan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) belum banyak diadopsi oleh industri. Terbukti, dari 296 hasil riset yang telah dipatenkan baru sekitar 1% yang telah dikomersialisasikan.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Padahal, Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto mencatat sejak 2001 kapasitas LIPI dalam melakukan penelitian beserta perlindungan Hak Kekayaan Intelektual hasil-hasil riset telah meningkat signifikan.

Sebelum 2001, jumlah paten terdaftar LIPI masih berjumlah 16. Namun pada 2012 ini, jumlahnya meningkat menjadi 296 paten, yang terdiri dari 11 desain industri, 3 perlindungan varietas tanaman, 26 hak cipta, dan 25 merek dagang. Hasil penelitian pun beragam dari berbagai sektor seperti farmasi, elektronika, kimia, dan teknik.

“Kenaikan ini didukung oleh kesadaran peneliti LIPI untuk mendaftarkan hasil penelitiannya dan intensitas penelitian yang juga semakin bertambah tiap tahunnya,” ujarnya kepada Bisnis.com.

Kepala LIPI Lukman Hakim mengakui hal tersebut memang menjadi permasalahan yang harus semakin diperhatikan. “Adopsi inovasi teknologi hasil riset tersebut terutama oleh industri dan usaha kecil menengah (UKM) di dalam negeri masih perlu dioptimalkan lagi,” tuturnya.

Untuk meningkatkan adopsi hasil riset ini, LIPI telah menggagas program inkubasi teknologi yang nantinya diharapkan dapat memunculkan UKM yang memiliki data saing tinggi dan inovatif. Lukman menambahkan, aspek risiko yang ditanggung UKM inovatif selama program inkubasi tersebut dapat dikelola dan direduksi melalui berbagai layanan teknis, non teknis, dan jasa-jasa intermediasi lain yang dibutuhkan.

Seiring dengan itu, LIPI juga akan menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak terutama Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM agar penyerapan riset semakin cepat.

Adapun Bambang Subiyanto menambahkan, kegiatan inkubasi teknologi yang telah dilakukan oleh Pusat Inovasi LIPI pada 2010-2012 tercatat sebanyak 10 teknologi LIPI telah dikembangkan menjadi produk contoh (prototype), 17 teknologi telah melalui tahapan pra-inkubasi dan 15 teknologi sedang melalui tahapan inkubasi.

Mendukung program inkubasi, Pusat Inovasi LIPI juga telah meresmikan Gedung Inovasi di Cibinong, Bogor, Rabu (13/2). Gedung inovasi LIPI diharapkan dapat melahirkan berbagai usaha atau perusahaan berbasis teknologi, terutama teknologi yang berasal dari hasil-hasil riset LIPI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya