SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–PT Balai Pustaka berencana menjual beberapa asetnya dalam rangka menggenjot dana yang dibutuhkan untuk restrukturisasi. Salah satu aset yang akan dijual adalah gedung milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penerbitan itu yang terletak di sekitar Jalan Gunung Sahari Raya.

“Mereka akan divestasi aset untuk restrukturisasi. Salah satunya yang ada di dekat Kementerian Keuangan (Kemkeu). Mereka (Kemkeu) minat untuk ambil,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (29/1).

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Menurutnya, gedung tersebut merupakan satu-satunya aset perusahaan plat merah itu yang paling besar, selebihnya hanya aset-aset bergerak yang nilainya kecil sehingga tidak terlalu signifikan jika didivestasi.

“Yang nilainya besar hanya itu,” katanya.

Selain menjual aset, Balai Pustaka juga akan mendapat suntikan dana dari PT Perusahaan Pengelola Aset dalam rangka restrukturisasi tersebut. Rencana itu sudah masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PPA tahun 2010.

Namun, hingga kini belum disepakati nilai dana yang akan dikucurkan kepada Bala Pustaka. Hal itu masih digodok di Komite Privatisasi Kementerian BUMN. Setelah itu, pihaknya juga akan meminta Departemen Pendidikan Nasional bisa memberi tugas khusus kepada BUMN tersebut.

Balai Pustaka berdiri pada tanggal 14 September 1908 dengan nama Commisie voor Indlansche School en Volklectuur yang dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda. Kemudian, pada tanggal 22 September 1917 berubah nama menjadi Balai Pustaka.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya