SOLOPOS.COM - Warga Boyolali mengantre membeli Pertamax atau Pertalite di SPBU Kridanggo, Boyolali, pada Kamis (31/3/2022). Pertamax diwacanakan akan naik per Jumat (1/4/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, JAKARTA — Pertamina resmi menaikkan harga Pertamax dari Rp9.000 per liter menjadi Rp12.500 per liter.

Harga baru itu resmi berlaku per 1 April 2022. Pengumuman ini sekaligus menepis kabar sebelumnya yang menyebutkan Pertamax akan naik menjadi Rp16.000 per liter.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Berlaku mulai 1 April 2022 mulai pukul 00:00 waktu setempat, BBM Non Subsidi Gasoline RON 92 (Pertamax) disesuaikan harganya menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5%), dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter,” ujar Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, seperti dikutip Solopos.com dari siaran pers Pertamina, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Pernah Turun, Kenapa Harga Pertamax Tak Ikut Turun?

Menurut Irto Ginting, kenaikan harga Pertamax itu terpaksa dilakukan karena harga minyak dunia melambung tinggi di atas US$100 per barel, sebagai akibat krisis geopolitik dunia. Krisis tersebut mendorong harga minyak mentah Indonesia per 24 Maret 2022 tercatat US$114,55 per barel atau melonjak lebih dari 56% dari periode Desember 2021 sebesar US$73,36 per barel.

“Menyikapi kondisi ini, Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga harus tetap menjaga komitmen dalam penyediaan dan penyaluran BBM kepada seluruh masyarakat hingga ke pelosok negeri. Untuk menekan beban keuangan Pertamina, selain melakukan efisiensi ketat di seluruh lini operasi, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) tidak terelakkan untuk dilakukan namun dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Karenanya, penyesuaian harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17%, di mana 14% merupakan jumlah konsumsi Pertamax dan 3% jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

Baca Juga: Curhat Pengelola Pertashop Klaten Soal Harga Pertamax, Bakal Bangkrut?

Sedangkan BBM subsidi seperti Pertalite dan solar subsidi yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83%, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter.

“Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019,” jelas dia.

Penyesuaian harga ini, lanjut Irto, masih jauh di bawah nilai keekonomiannya. Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya menyatakan dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp16.000 per liter.

Baca Juga: Tegas! Warga Klaten Ini Tolak Kenaikan Pertamax

Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya. “Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat,” ujar Irto.

Dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM nonsubsidi yang lebih berkualitas. “Harga baru masih terjangkau khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan,” pungkas Irto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya