SOLOPOS.COM - Foto dari udara Jalan Tol Ngurah Rai-Tanjung Benoa-Nusa Dua Bali, Senin (23/9/2013). Jalan tol proyek Departemen Pekerjaan Umum (PU) senilai Rp2,4 t6riliun dengan panjang 9,7 km tersebut, diharapkan dapat mendorong pembangunan di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita) Bali. (JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Solopos.com, BADUNG — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) , Senin (23/9/2013), meresmikan beroperasinya jalan di atas perairan Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa yang dinamakan Jalan Tol Bali Mandara. Jalan tol ini digratiskan sepekan pada masa sosialisasi 24-30 September 2013.

SBY saat peresmian mengatakan  impian Indonesia untuk menguasai teknologi di bidang infrastruktur dan rekayasa telah menjadi kenyataan. Setelah berhasil membuat jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura, kali ini anak bangsa dapat membangun karya monumental jalan tol di atas laut.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

“Setelah 68 tahun merdeka, bangsa kita telah menghadirkan karya-karya monumental di bidang infrastruktur jalan dan jembatan. Hari ini kita patut berbangga dengan selesainya pembangunan jalan tol di atas laut yang pertama, sekali lagi hasil karya terbaik putra-putri bangsa kita,” katanya.

Kata dia pemerintah memberi perhatian besar pada pembangunan infrastruktur yang diyakini dapat memacu dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan mobilitas industri dan perdagangan serta memperluas lapangan pekerjaan. Percepatan pembangunan infrastruktur di Tanah Air, lanjut SBY, dilakukan melalui dua pendekatan.

Pertama, menetapkan anggaran pembangunan infrastruktur dengan biaya APBN. Anggaran ini digunakan untuk peningkatan sarana dan prasarana transportasi, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan. “Selain itu juga untuk pembangunan berbagai macam infrastruktur perumahan, irigasi dan energi serta rehabilitasi infrastruktur di daerah-daerah yang tertimpa bencana alam,” katanya.
Kedua, pemerintah mengundang pihak swasta untuk bermitra dalam pembangunan infrastruktur yang memiliki nilai komersial. Polanya adalah kemitraan dengan pihak swasta. Pembangunan jalan tol ini termasuk dalam pendekatan atau model kedua yaitu, dibangun oleh konsorsium beberapa BUMN tanpa menggunakan dana APBN.

Tentang nama jalan tol, SBY menerangkan, Bali Mandara bisa diterjemahkan Bali yang agung. Selain berarti agung, Mandara juga merupakan akronim maju, aman, damai dan sejahtera.

Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol Akhmad Tito Karim mengatakan selama sepekan pengguna tol tidak dikenakan tarif karena merupakan bagian dari sosialisasi sebelum tol beroperasi penuh 1 Oktober mendatang. Namun, seluruh fasilitas unit pelayanan telah berjalan normal seperti kendaraan layanan jalan tol, rescue, ambulans, derek dan patroli jalan raya.

“Pengguna jalan tol agar mematuhi rambu dan menjaga laju kendaraan demi keselamatan dan kenyamanan,” katanya. Kecepatan untuk kendaraan roda empat minimal 60 km/jam dan maksimal 80 km/jam. Sedangkan kecepatan maksimal untuk sepeda motor adalah 40 km/jam.

Jalan tol pertama di Bali ini dioperasikan secara sistem terbuka dengan tarif golongan I (sedan, minibus, dan sejenisnya serta bus) Rp10.000; golongan II (kendaraan truk dengan dua gandar) Rp15.000; golongan III (truk dengan tiga gandar) Rp 20.000. Golongan IV (truk dengan empat gandar) Rp 25.000 dan golongan V (truk dengan lima gandar atau lebih) Rp 30.000. Sedangkan sepeda motor (golongan VI) dikenakan Rp 4.000. Jalan tol di Bali ini merupakan jalan tol kedua yang dilengkapi dengan lajur sepeda motor setelah Jembatan Tol Suramadu.

Jalan tol ini dilengkapi dengan pengukur kecepatan angin yang diperlukan untuk menjaga keselamatan pengguna jalan tol, khususnya para pengendara sepeda motor. “Apabila kecepatan angin laut mencapai 40 km/jam atau lebih, maka jalan tol ini akan kami tutup sementara, agar tidak membahayakan pengendara jalan tol,” kata Tito.

Jalan tol sepanjang 12,7 km ini menelan biaya sekitar Rp2,5 triliun dan dikerjakan selama 14 bulan. Komposisi kepemilikan saham PT Jasamarga Bali Tol adalah Jasa Marga (55%), Pelindo III (17,98%), Angkasa Pura I (8%), BTDC (1%), Adhi Karya (1%), Hutama Karya (1%), Pemprov Bali (8,01%), dan Pemkab Badung (8,01%).

Pengelola mendapatkan konsesi selama 45 tahun meliputi perencanaan dan pembangunan konstruksi, mencari dana, pengoperasian dan pemeliharaan. Setelah 45 tahun, jalan bebas hambatan yang memiliki 3 gerbang tol itu diserahkan ke pemerintah.

Pada tahun pertama diprediksi sebanyak 39.000 kendaraan roda empat dan dua melewati jalan tol. Jalan tol yang menghubungkan Benoa, Bandara Ngurah Rai dan Nusa Dua itu bisa ditempuh sekitar 15 menit, padahal perjalanan melalui jalan Bypass Ngrah Rai bisa menghabiskan waktu 1-1,5 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya