SOLOPOS.COM - internet


Jakarta–
Pengamat politik Bachtiar Effendy memperkirakan usulan Partai Demokrat agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan “reshuffle” menteri-menteri kabinet, tidak akan dilakukan Presiden.

“Kalau sampai dilakukan “reshuffle” maka koalisi partai-partai pendukung pemerintah akan bubar,” kata Bachtiar Effendi pada diskusi “Ketika Koalisi Pecah” di Jakarta, Sabtu.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Dikatakan Bachtiar, pada koalisi partai-partai pendukung pemerintah sesungguhnya Partai Demokrat yang membutuhkan partai-partai lain untuk mendukung pemerintah.

Dengan dukungan partai-parrai politik lain, kata dia, maka komposisi anggota legislatif pendukung pemerintah di parlemen menjadi makin kuat.

Dekan FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini menilai, usulan “reshuffle” yang disampaikan pimpinan Partai Demokrat kepada Presiden hanya merupakan gertakan untuk meredam langkah-langkah partai anggota koalisi pada Panitia Angket Kasus Bank Century.

Bachtiar mempertanyakan keberanian Partai Demokrat untuk mengusulkan Partai Golkar (PG) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) benar-benar mengusulkan “reshuffle” menteri di kabinet sampai terwujud, karena konsekuensinya koalisi partai pendukung pemerintah akan bubar.

Menurut dia, jika terjadi kemungkinan terburuk dilakukan “reshuffle” terhadap menteri-menteri dari partai anggota koalisi, maka bagi Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera tidak terlalu pusing untuk keluar dari koalisi.

“Kehidupan politik partai-partai tidak berhenti hanya sampai koalisi bubar, tapi partai-partai politik akan mempersiapkan diri untuk berkompetisi pada Pemilu 2014,” katanya.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan, dari komunikasi antara Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menginginkan agar koalisi terus berlanjut hingga 2014.

Menurut dia, ini merupakan kabar gembira untuk Partai Golkar karena kedua pimpinan tetap berkomunikasi dengan baik.

Meskipun demikian, katanya, Partai Golkar tetap mengantisipasi kemungkinan terburuk kalau sampai terjadi “reshuffle”.

“Jika hal ini sampai terjadi maka Partai Golkar melakukan langkah terburuk yakni keluar dari koalisi,” katanya.

Dikatakannya, Ketua Umum Partai Golkar  sudah memanggil menteri-menteri dari Partai Golkar yakni Menko Kesra HR Agung Laksono, Menteri Perindustrian MS Hidayat, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, pekan ini.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Partai Golkar memberikan arahan, jika terjadi kemungkinan terburuk dilakukan “reshuffle” maka ketiga menteri agar mengikuti sikap partai.

“Ketiga menteri itupun sudah menyetujuinya,” katanya.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya