SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato saat membuka Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indonesia di Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/12/2023). (Tangkapan layar siaran langsung Sekretariat Presiden)

Solopos.com, SOLOPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti perekonomian Tanah Air saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) se-Indonesia di Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). Sebelum menyampaikan hal itu Jokowi memberi apresiasi terkait penanganan pandemi Covid-19 di seluruh wilayah di Indonesia.

Pantauan Solopos.com atas pidato Jokowi yang disiarkan langsung Sekretariat Presiden melalui Youtube, Jokowi menyebut posisi pertumbuhan ekonomi pada 2022 sangat baik. Dia memperkirakan ekonomi pada 2022 berada pada posisi 5,2%-5,3% secara tahunan atau year on year (yoy).

Promosi BRI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terpancing Isu Uang Hilang di Medsos

“Ini sebuah prestasi yang sangat baik sekali karena pada kuartal III kita bisa tumbuh 5,72%. Bandingkan dengan negara-negara lain,” ucap Jokowi.

Namun, meski dapat melalui turbulensi ekonomi pada 2023, Jokowi meminta berhati-hati karena 2023 ini masih menjadi tahun ujian bagi ekonomi Tanah Air maupun ekonomi Global. Dia meminta semua pihak terkait mendeteksi data-data di lapangan agar jangan sampai keliru membuat kebijakan. Sekecil apa pun kebijakan itu harus berbasis data dan fakta-fakta di lapangan.

Dia melanjutkan, pada awal 2023 ini Managing Direktors International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva sudah mewanti-wanti dengan mengatakan sepertiga ekonomi dunia (lebih kurang 70 negara) diprediksi mengalami resesi. Bahkan, negara yang tidak terkena resesi ratusan juta penduduknya merasakan seperti sedang resesi.

Guncangan ekonomi akibat pandemi dan perang (Rusia-Ukraina) sudah menyebabkan 47 negara sudah menjadi “pasien” IMF seperti Indonesia pada 1997/1998. Saat itu Indonesia ambuk ekonomi dan politiknya.

“Sekarang ini sudah ada 47 negara yang menjadi “pasien” IMF. Dan yang lain masih antre di depan pintu IMF. Sehingga kita harus memiliki frekuensi yang sama dalam menghadapi situasi yang tidak mudah ini. Yang menjadi momok semua negara saat ini adalah inflasi. Patut kita syukur terakhir inflasi kita di angka 5,5%, berkat kerja kita semuanya. Uni Eropa mencapai 9,2%,” kata Jokowi.

Sebelum menyoroti soal ekonomi, Presiden berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menanganai pandemi Covid-19. Berkat kerja keras itu kini pandemi berhasil dikelola dan dikendalikan dengan baik. Selain itu, stabilitas ekonomi juga bisa diatur dan dipertahankan sehingga berada pada posisi yang sangat baik.

“Ini berkat kerja keras kita semuanya,” ucap Jokowi disambut tepuk tangan meriah.

Dia masih ingat saat pandemi masih parah semuanya pontang-panting mencari alat pelindung diri (APD), masker, vaksin, dan oksigen. Kondisi yang sangat mencekam saat itu. Jokowi bersyukur kondisi itu dapat dilalui hingga akhirnya pandemi dapat dikendalikan.

Soal vaksinasi, Jokowi menginformasikan hingga saat ini tercatat sudah mencapai 448 juta suntikan. Menurut dia, hasil itu tidak mudah dicapai. Cakupan vaksinasi bisa maksimal karena semua pihak terkait bekerja keras mencapai target, dari Polri, TNI, gubernur, wali kota/bupati, hingga ketua rukun tetangga (RT).

“Tanyakan di negara lain ada tidak penanganan [pandemi Covid-19] setotal kita. Kita ini benar-benar total football [kerja secara total] saat itu. Pontan-panting semuanya, lari ke sana kemari karena kita memang ingin Covid-19 bisa kita selesaikan,” kata Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya