SOLOPOS.COM - Seminar dan Diskusi Pondok Transformasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan tema Peluang dan Tantangan Artificial Intelligence bagi Pendidikan Tinggi diselenggarakan di Gedung Auditorium Mohammad Djazman UMS, Rabu (10/5/2023).

Solopos.com, SOLO – Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof. Dr. Sofyan Anif, M. Si. meminta produk teknologi artificial intelligence (AI) berupa ChatGPT bisa digunakan sebagai alat bantu pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa.

Hal itu dikemukakan Sofyan Anif dalam Seminar dan Diskusi Pondok Transformasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan tema Peluang dan Tantangan Artificial Intelligence bagi Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan di Gedung Auditorium Mohammad Djazman UMS, Rabu (10/5/2023).

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Seminar dan diskusi mengenai peluang dan tantangan dari hadirnya teknologi artificial intelligence atau AI ini disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah sekaligus Founder Drone Emprit Ismail Fahmi, S.T., M.A., Ph.D. Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. menyatakan AI memiliki peluang dan tantangan.

Jika bisa menguasai AI, maka akan menjadi keunggulan dan nilai tambah bagi UMS. “Dengan keunggulan dan tambahan bisa menerima kehadiran AI ini, itu memang menjadi peluang yang besar. Tidak sekadar kita menyesuaikan tuntutan zaman, tapi juga sekaligus menjadi peluang besar untuk bisa meraih berbagai prestasi,” jelas Sofyan Anif.

Kehadiran AI ini bisa juga mengubah kurikulum pembelajaran yang tidak terbatas pada teknologi dan asal ilmunya. Ini bisa terjadi jika kehadiran AI bisa diinternalisasikan ke dalam kehidupan kampus.

AI ini juga akan menjadi bagian dari prodi UMS yang akan dibuka di Korea Selatan. Di UMS, mahasiswa akan dikenalkan dengan AI terlebih dahulu kemudian ketika di Tongmyong University Korea akan lebih diperkuat. “Saya yakin karena di Tongmyong University itu yang maju di bidang IT nya,” tegas Rektor UMS itu.

Dalam kesempatan itu, Ismail Fahmi menegaskan kehadiran teknologi AI seperti ChatGPT itu tidak dapat dihindari. Di perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa juga perlu mempelajari teknologi tersebut sehingga bisa menjadikan ChatGPT sebagai alat bantu pembelajaran. “Tidak bisa dilarang karena justru dapat meningkatkan kualitas, namun dengan cara yang benar, harus bertanggung jawab,” kata Ismail Fahmi.

Dia menyarankan, pembelajaran tentang teknologi ini bisa diawali dari kampus terlebih dahulu. Kampus sebaiknya membuat aturan misalnya AI policy (kebijakan soal AI) atau seperti kode etik disesuaikan pada masing-masing ranah, sehingga teknologi tersebut dapat digunakan tanpa merusak. “Harus dimininalkan dampak negatifnya,” tegasnya.

Adapun sebagai penyelenggara kegiatan, Kepala Biro Perencanaan dan Pengembangan (Renbang), Munajat Tri Nugroho, S.T., M.T., Ph.D mengatakan saat ini banyak kegiatan dan teknologi yang semakin berkembang dengan menggunakan AI.  Kondisi ini tak bisa dihindarkan dan dapat manfaatkan untuk tujuan pendidikan yang positif.

“Kemudian UMS memandang bahwa AI itu sebenarnya merupakan peluang untuk bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk pendidikan, pengajaran, penelitian, dan sebagainya. Intinya bertujuan positif,” terang Munajat.

Diharapkannya dengan adanya AI nanti perguruan tinggi, terutama UMS dan perguruan tinggi lainnya bisa membangun kesadaran kolektif bagaimana menggunakan AI dalam ranah pendidikan. Dengan begitu akan menghasilkan pendidikan yang lebih efisien, efektif, dan menjadi lebih berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya