SOLOPOS.COM - Foto yang memperlihatkan Presiden AS Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro berjabat tangan di Panama, Jumat (10/4/2015). (Istimewa/Reuters)

Rekonsiliasi AS-Kuba di depan mata. Untuk kali pertama, Barack Obama dan Raul Castro bertemu dan berjabat tangan.

Solopos.com, PANAMA — Untuk kali pertama, Presiden Kuba dan Presiden Amerika Serikat (AS) bertemu dan berjabat tangan. Itulah yang terjadi dalam sebuah pertemuan di Panama saat Barack Obama dan Raul Castro berjabat tangan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Momen ini menjadi simbol keinginan keduanya untuk memperbaiki antara AS dan Kuba sejak perang dingin. Kuba yang pro Soviet menjadi musuh utama AS di Amerika Tengah, khususnya sejak invasi Teluk Babi pada 1961 yang didanai AS untuk menggulingkan Fidel Castro.

Pertemuan itu direkam dalam sebuah foto. Di foto itu, Obama-Castro mengenakan setelan gelap dan mengobrol di tengah kelompok kecil yang terdiri atas sejumlah pemimpin dalam pertemuan itu. Gedung Putih pun mengonfirmasi keduanya memang berjabat tangan dan berbicara singkat.

“Ini adalah interaksi informal dan tidak ada pembicaraan penting antara kedua pemimpin itu,” kata pejabat Gedung Putih yang dikutip Reuters.

Obama dan Castro diharapkam bisa kembali bertemu hari ini dan membicarakan upaca perbaikan hubungan diplomatik AS-Kuba. Selain itu, kedua negara berencana memperluas kerja sama dalam perdagangan dan perhubungan.

Upaya pendekatan kedua negara itu sebenarnya pernah terungkap Desember lalu. Hal ini juga menjadi isu utama dalam pertemuan pemimpin negara-negara Amerika di Panama hari ini.

“Terkait proses normalisasi hubungan, kami akan memiliki hubungan government to goverment dengan Kuba dalam banyak hal. Sama halnya kami berbeda dengan negara-negara Amerika lain, seperti kami berbeda dengan sekutu terdekat kami,” kata Barack Obama, Jumat (10/4/2015).

Obama belum mengalami konflik AS-Kuba saat Fidel Castro dan Raul Castro menggulingkan kekuasaan pemimpin Kuba yang pro AS dalam revolusi 1959 lalu. Menurutnya, AS tidak tertarik lagi untuk memaksakan kehendak ke negara Amerika latin.

“Hari-hari di mana agenda kami di belahan bumi ini sering dianggap selalu ikut campur dengan kekebalan hukum. Hari itu adalah masa lalu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya